DIANDRA NATAKEMBAHANG (Batin Budaya Poerba, Kebot Lamban Marga Agung, Gamolan Institute Lampung)
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Gamolan Lampung atau yang dikenal sebagai Gamolan Pekhing adalah instrumen musik kuno yang berasal dari peradaban klasik Lampung yang mengalami kemunculan dan perkembangannya pada era Hindu Buddha.
Gamolan Pekhing berawal dari Peradaban Sekala Bekhak Kuno pada Rumpun Pesagi Seminung yang merupakan muasal rumpun suku bangsa Lampung, daerah mana yang meliputi Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus dan OKU Selatan diera kekinian.
Gamolan Lampung merupakan instrumen xilofone, Gamolan terdiri atas delapan lempengan bambu dan memiliki kisaran nada lebih dari satu oktaf, demikian dijabarkan Etnomusikolog asal Australia Prof Margaret J. Kartomi.
Lempengan bambu tersebut diikat secara bersambung dengan tali rotan yang disusupkan melalui sebuah lubang yang ada di setiap lempengan dan disimpul di bagian teratas lempeng.
BACA JUGA:Satu Rumah di Pekon Sumberejo Terbakar, Surat Berharga Hingga Uang Tunai Rp30 Juta Lebih Ludes
Pada Gamolan terdapat penyangga yang tergantung bebas di atas wadah kayu, memberikan resonansi ketika lempeng bambunya dipukul sepasang tongkat bambu atau kayu yang pada ujungnya terdapat bulatan buah pinang.
Gamolan Lampung dimainkan oleh dua orang pemain yang duduk di belakang alat musik ini, salah satu dari mereka memimpin [Begamol] memainkan pola pola melodis pada enam lempeng, sementara pemain yang satunya [Gelitak] mengikutinya pada dua lempeng sisanya.
Sanak Lampung Bugamol Tabuh Gamolan Lampung memecahkan rekor MURI--
Gamolan Pekhing dimainkan bersama sama dengan sepasang gong [Tala], drum yang kedua ujungnya bisa dipukul [Gindang] dan sepasang simbal kuningan [Khujih]. Tangga nada yang dimiliki oleh Gamolan adalah 1 2 3 5 6 7 [1Do 2Re 3Mi 5Sol 6La 7Si].
Gamolan Pekhing memiliki dentingan nada suara yang sangat khas dan memiliki langgam nada Lampung yakni Sai, Khujai, Khawa, Khitu, Khop, Kayu, demikian dijabarkan Budayawan Lampung Wirda Puspanegara.
BACA JUGA:Permainan Tradisional Layang-layang Bangkit Kembali di Kota Bandar Lampung
Secara Antropologi dan Kesejarahan, Gamolan Lampung digambarkan merupakan prototipe dari beragam rupa jenis Gamelan yang kemudian akhirnya menyebar dan terus berkembang pada Budaya Keraton di Nusantara.
Gamolan sejak awal mulai tumbuh dan berkembang di dataran tinggi Sekala Bekhak dan menyertai peradaban rumpun suku bangsa Lampung sejak era kuno yang dimana adalah merupakan negeri muasal dari para Dapunta sebagai pendiri dari Kedatuan Srivijaya.