Benteng Belgica: Jejak Kolonialisme Belanda di Banda Neira
Benteng Belgica berdiri sebagai saksi bisu perjalanan panjang kolonialisme di Banda Neira.-Foto Kemendikbud-
BACA JUGA:Danau Habema, Pesona Eksotis di Atas Awan Papua
Benteng Belgica bukan sekadar bangunan pertahanan, tetapi juga pusat pengawasan dan kendali kekuasaan. Dari sinilah Belanda menyusun rencana untuk menekan perlawanan rakyat Banda.
Dinding tebalnya, ruang penyimpanan senjata, serta lorong bawah tanah menunjukkan bahwa benteng ini memang dipersiapkan untuk menghadapi konflik jangka panjang.
Namun, di balik kokohnya bangunan, benteng ini menyimpan kisah pilu. Pada tahun 1621, terjadi tragedi besar ketika Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen memimpin operasi militer yang berakhir dengan pembantaian massal.
Ribuan orang Banda kehilangan nyawa karena dianggap tidak patuh terhadap aturan monopoli. Sebagian kecil yang selamat dipaksa bekerja di perkebunan atau dipindahkan ke wilayah lain, sementara tanah mereka diambil alih Belanda. Sejak itu, Banda diubah menjadi kawasan perkebunan pala dengan sistem kerja paksa.
BACA JUGA:Fakta Menarik di Balik Harga Fantastis Jam Richard Mille
Meski menghadapi penindasan yang berat, rakyat Banda tidak tinggal diam. Mereka berulang kali melakukan perlawanan dengan cara menyerang pos-pos VOC maupun merusak perkebunan.
Sayangnya, persenjataan tradisional tidak mampu menandingi senjata api Belanda. Banyak pemberontakan yang berakhir dengan kegagalan.
Walau begitu, keberanian masyarakat Banda tercatat dalam sejarah sebagai simbol perjuangan melawan ketidakadilan.
Semangat mereka menjadi bagian dari warisan perjuangan bangsa Indonesia melawan kolonialisme.
BACA JUGA:JBL Clip 5, Speaker Mini Tangguh yang Jadi Favorit Penggemar Musik
Bagi Belanda, Benteng Belgica adalah simbol kekuatan. Namun, bagi penduduk lokal, benteng ini menjadi lambang ketakutan. Dari sinilah kebijakan keras dijalankan, hukuman diberikan, dan pengawasan diperketat.
Bentuknya yang menyerupai bintang lima dengan bastion di setiap sudut memperlihatkan kemegahan sekaligus kekejaman penguasanya.
Bangunan ini dirancang mengikuti gaya arsitektur Eropa yang lazim digunakan pada masa itu.
Keberadaannya menunjukkan betapa seriusnya VOC menjaga cengkeraman di Banda, karena mereka tahu kekayaan alam dari pulau ini adalah kunci kejayaan ekonomi mereka.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





