Disway Awards

Benteng Belgica: Jejak Kolonialisme Belanda di Banda Neira

Benteng Belgica: Jejak Kolonialisme Belanda di Banda Neira

Benteng Belgica berdiri sebagai saksi bisu perjalanan panjang kolonialisme di Banda Neira.-Foto Kemendikbud-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Benteng Belgica berdiri megah di atas perbukitan Banda Neira, Maluku Tengah. 

Kehadirannya tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang bangsa Eropa yang berbondong-bondong datang ke Nusantara demi menguasai rempah-rempah. 

Pada awal abad ke-17, Belanda melalui perusahaan dagang VOC membangun benteng ini untuk mengamankan kepentingannya. 

Awalnya, pada tahun 1611, sebuah benteng kecil dari kayu didirikan. 

BACA JUGA:Rahasia Kulit Lumpia Lentur dan Tipis Anti Sobek dengan Bahan Sederhana

Namun, bangunan itu dianggap rapuh dan tidak mampu menahan serangan, sehingga pada tahun 1672 diperkuat menjadi struktur batu dengan arsitektur berbentuk bintang lima.

Dengan posisi yang berada di ketinggian, benteng ini memiliki fungsi strategis. 

Dari menara pengawasnya, lautan lepas dan pulau-pulau di sekitarnya bisa terlihat jelas. 

Hal ini membuat VOC leluasa mengendalikan lalu lintas kapal yang masuk ke kawasan Banda, sekaligus memastikan monopoli dagang tetap berada di tangan mereka.

BACA JUGA:Lorentz: Surga Konservasi Raksasa di Jantung Papua

Kepulauan Banda terkenal sebagai penghasil pala dan fuli, dua komoditas berharga yang pada masa itu nilainya sebanding dengan emas. 

Belanda menyadari betul bahwa siapa pun yang menguasai Banda, berarti menguasai pasokan pala dunia. Karena itulah, VOC sangat keras dalam menegakkan aturan monopoli.

Penduduk setempat dipaksa menjual hasil panen hanya kepada Belanda dengan harga yang telah ditentukan. Mereka dilarang keras berdagang dengan bangsa lain, termasuk dengan pedagang Asia dan sesama bangsa Nusantara. 

Aturan ini jelas merugikan masyarakat, karena mereka tidak memiliki kebebasan dalam mengelola hasil bumi mereka sendiri.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: