Pakaian Adat Riau: Identitas Melayu yang Menjaga Kesantunan

Pakaian Adat Riau: Identitas Melayu yang Menjaga Kesantunan

Pakaian adat Riau adalah simbol budaya Melayu yang sarat dengan nilai-nilai kehidupan. Foto:Instagram@edyofart--

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Gelar Istighosah dan Doa Bersama untuk Keselamatan Bangsa

Untuk wanita, terdapat beberapa jenis busana yang biasa dikenakan, di antaranya Baju Kebaya Pendek, Baju Kurung Laboh, dan Baju Kurung Tulang Belut. 

Semua jenis pakaian ini umumnya dipadukan dengan bawahan berupa kain songket atau tenun dengan motif tradisional. 

Sebagai pelengkap, selendang atau jilbab dipakai untuk menutupi kepala, menegaskan nilai religius serta kesopanan.

Pada acara resmi, wanita Riau sering mengenakan Kebaya Laboh. Menariknya, panjang kebaya ini memiliki arti simbolis. Jika panjangnya tiga jari di atas lutut, hal itu menandakan bahwa si pemakai masih lajang. 

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Salurkan Bantuan Beras untuk Korban Banjir

Sebaliknya, jika kebaya lebih panjang hingga tiga jari di bawah lutut, berarti wanita tersebut sudah menikah. 

Artinya, pakaian tidak hanya berfungsi sebagai busana, tetapi juga sebagai penanda status sosial di tengah masyarakat.

Pada upacara pernikahan, mempelai wanita tampil lebih menawan dengan tambahan aksesori. 

Hiasan berupa mahkota, sebai kuning, serta perhiasan seperti kalung, anting, dan gelang membuat penampilannya semakin anggun. Semua itu melambangkan kebahagiaan dan kehormatan pada hari pernikahan.

BACA JUGA:DPC PDI Perjuangan Pesisir Barat Kompak Dukung Sudin Pimpin DPD Lampung 2025–2030

Filosofi Warna dalam Pakaian Adat Riau

Salah satu hal yang membuat pakaian adat Riau istimewa adalah makna di balik pemilihan warnanya. Setiap warna membawa filosofi tersendiri yang diwariskan dari masa kerajaan.

  • Hijau lumut: melambangkan kesuburan, kesetiaan, serta ketaatan pada agama. Biasanya dipakai oleh bangsawan atau tokoh masyarakat.
  • Kuning keemasan: identik dengan kebesaran dan kemuliaan. Pada masa lampau, hanya raja atau sultan yang berhak mengenakan warna ini. Bagi rakyat biasa, warna ini terlarang.
  • Merah darah: simbol keberanian, semangat juang, serta kepahlawanan.
  • Hitam pekat: melambangkan keteguhan, kejujuran, serta sikap tanggung jawab.

Dengan demikian, setiap pakaian adat yang dikenakan bukan sekadar menunjukkan estetika, tetapi juga membawa pesan moral bagi pemakainya maupun masyarakat luas.

BACA JUGA:Sherina Munaf Selamatkan Kucing Kurus dari Rumah Uya Kuya yang Dijarah

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: