Pakaian Adat Riau: Identitas Melayu yang Menjaga Kesantunan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Provinsi Riau dikenal sebagai wilayah yang sarat dengan budaya Melayu. 

Letaknya yang strategis di pesisir menjadikan daerah ini banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam serta tradisi bangsa lain yang datang lewat jalur perdagangan. 

Salah satu wujud kebudayaan yang masih sangat dijaga hingga kini adalah pakaian adat Riau, yang bukan hanya sekedar busana, tetapi juga simbol kehormatan, kesopanan, serta nilai kehidupan masyarakatnya.

Pakaian adat Riau dirancang dengan model yang menutup tubuh, longgar, dan sederhana. 

BACA JUGA:Pemprov Lampung Percaya Penyampaian Aspirasi Tidak Anarkis, Pelayanan Publik Tetap Berjalan

Pemilihan bentuk ini bukan tanpa alasan, melainkan mencerminkan karakter masyarakat Melayu yang menjunjung tinggi nilai kesopanan. 

Meski terkesan sederhana, pakaian adat ini justru memancarkan keanggunan sekaligus kewibawaan, apalagi jika dipadukan dengan kain tenun atau songket khas Riau.

Busana pria Riau umumnya dikenal dengan nama Baju Kurung Cekak Musang atau Baju Kurung Teluk Belanga. 

Model atasan berbentuk baju kurung longgar dipadukan dengan celana panjang, biasanya dengan warna yang serasi. 

BACA JUGA:Rumah Adat Sasak: Identitas Budaya Lombok yang Unik

Untuk menambah keindahan, kain tenun khas Melayu dililitkan di pinggang, sehingga memberikan kesan gagah dan rapi.

Ketika digunakan pada acara kerajaan atau upacara adat, busana pria biasanya terbuat dari kain yang lebih mewah, seperti sutra atau satin. 

Dalam pesta pernikahan, pakaian adat pengantin pria tampil lebih lengkap dengan hiasan kepala berupa tanjak, sebai berwarna kuning yang disampirkan di bahu, serta senjata tradisional berupa keris serindit di sisi pinggang. 

Keris ini bukan hanya pelengkap penampilan, tetapi juga lambang keberanian serta harga diri. Sepatu runcing dan aksesoris tambahan seperti canggai di jari kelingking menambah kesan megah seorang mempelai pria.

Sumber: