Tradisi Syukur Suku Asmat yang Sarat Makna adalah : Tarian Pesta Ulat Sagu
Tarian Pesta Ulat Sagu bukan hanya milik suku Asmat, tetapi merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Foto: Instagram@badalpurwa--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tanah Papua, khususnya di wilayah selatan tempat tinggal suku Asmat, sagu bukan hanya sekedar makanan pokok, tetapi juga simbol kehidupan.
Dari batang pohon sagu yang tumbuh di hutan rawa, masyarakat Asmat mengolahnya menjadi sumber karbohidrat utama yang sangat berharga.
Karena pentingnya sagu dalam kehidupan mereka, lahirlah sebuah bentuk penghormatan melalui sebuah pertunjukan budaya yang dikenal sebagai Tarian Pesta Ulat Sagu.
Tarian ini adalah bagian dari upacara adat yang diselenggarakan sebagai wujud terima kasih kepada alam atas hasil panen sagu yang berlimpah.
BACA JUGA:Wisata Sunrise di Puncak Prau
Tradisi ini digelar sebelum dan sesudah panen sebagai bentuk permohonan berkah dan perlindungan.
Lebih dari sekadar ritual panen, tarian tersebut mencerminkan kepercayaan serta hubungan spiritual yang mendalam antara manusia dan alam pada masyarakat suku Asmat.
Tarian ini memiliki ciri khas unik: hanya perempuan yang menarikan. Hal ini berkaitan dengan peran perempuan dalam budaya Asmat yang bertanggung jawab terhadap pengumpulan dan pengolahan bahan makanan, terutama sagu.
Sementara para pria biasanya terlibat dalam berburu dan membuat kerajinan kayu seperti ukiran.
BACA JUGA:Keindahan Gunung Kembang di Tanah Wonosobo
Menjelang dimulainya pertunjukan, para perempuan akan menghias tubuh mereka dengan warna putih dari kapur yang diperoleh dari cangkang kerang air tawar.
Selain itu, hiasan kepala yang terbuat dari bulu burung kasuari juga dikenakan, memperkuat kesan sakral dan estetis dari penampilan mereka.
Ritual ini dilangsungkan di halaman rumah adat suku Asmat, yang dikenal dengan sebutan Jew. Sekitar lima puluh hingga enam puluh perempuan berbaris dalam dua kelompok yang saling berhadapan.
Para pria memainkan tifa, alat musik tradisional Papua, yang menghasilkan dentuman ritmis mengiringi gerak para penari.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





