Kapak Batu Suku Asmat: Senjata Tradisional yang Lahir dari Alam Papua

Kapak Batu Suku Asmat: Senjata Tradisional yang Lahir dari Alam Papua

Kapak batu bukan hanya alat kerja, tetapi juga cerminan nilai-nilai kearifan lokal yang patut dijaga dan dikenalkan kepada generasi muda. -Foto: Instagram@museum_asmat_tmii-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di wilayah pesisir barat Papua, hidup sebuah komunitas adat yang dikenal luas karena kekayaan seni dan tradisinya—Suku Asmat

Selain terkenal dengan seni ukir kayu yang megah, masyarakat Asmat juga memiliki senjata khas yang tercipta dari pemanfaatan alam sekitar, yaitu kapak batu

Senjata ini bukan hanya alat untuk bertahan hidup, tapi juga simbol budaya yang sarat makna.

Sebelum masyarakat Asmat mengenal logam, batu menjadi bahan utama dalam pembuatan senjata serta alat-alat kerja mereka. 

BACA JUGA:Pedang Bara Sangihe: Pusaka Leluhur yang Menjaga Identitas Budaya Sulawesi Utara

Salah satu batu yang dianggap paling bernilai untuk dijadikan kapak adalah batu nefrit, yang terkenal karena kekerasannya dan kilau permukaannya. 

Sayangnya, batu tersebut tidak ditemukan di daerah tempat mereka tinggal. Untuk itu, mereka harus melakukan perjalanan jauh ke arah pegunungan, berjalan kaki menembus hutan dan rawa.

Batu nefrit tidak bisa didapat dengan sembarangan. Masyarakat harus menukarkan barang-barang tertentu agar bisa memperoleh batu tersebut dari masyarakat pedalaman. 

Dengan cara barter ini, mereka membawa pulang bahan mentah yang kemudian akan diproses menjadi senjata. Batu itu dibentuk dan diasah dengan peralatan tradisional hingga menjadi kapak yang siap digunakan.

BACA JUGA:Craftote Sukses Ekspor ke Jepang Berkat BRI dan Konsep Galeri Kopi

Kapak batu yang dibuat oleh Suku Asmat terbagi menjadi dua jenis yakni : kapak genggam dan juga kapak bergagang. 

Kapak genggam berbentuk kecil dan mudah digunakan secara langsung, sedangkan kapak bergagang memiliki pegangan dari kayu yang memudahkan saat digunakan untuk pekerjaan berat seperti menebang pohon.

Proses pembuatannya membutuhkan keterampilan tinggi dan kesabaran. Tidak hanya fungsional, beberapa kapak batu juga dihiasi dengan ukiran atau ornamen lain, mencerminkan jiwa seni yang hidup dalam tradisi Asmat. 

Keindahan dan kerumitan pembuatan kapak ini membuatnya dihargai bukan hanya sebagai alat, tapi juga sebagai benda berharga dalam kehidupan sosial mereka.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: