Ngejalang: Tradisi Silaturahmi dan Doa Leluhur Masyarakat Lampung Pesisir

Ngejalang: Tradisi Silaturahmi dan Doa Leluhur Masyarakat Lampung Pesisir

Tradisi Ngejalang masyarakat Lampung Pesisir Barat ditetapkan sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia. - Foto: Instagram@adatsikam--

BACA JUGA:Rumah Adat Mukomuko: Simbol Kearifan Lokal dari Bumi Bengkulu

Sekolah-sekolah di daerah Pesisir Barat juga mulai mengintegrasikan materi budaya lokal dalam kurikulum pendidikan, sehingga generasi muda lebih memahami pentingnya melestarikan tradisi leluhur mereka.

Di tengah arus modernisasi dan globalisasi yang semakin kuat, keberadaan tradisi Ngejalang menjadi penyeimbang yang mengakar pada nilai-nilai tradisional. 

Tradisi ini mengingatkan bahwa kehidupan modern tidak boleh melupakan akar budaya dan nilai luhur yang telah membentuk karakter masyarakat. 

Melalui Ngejalang, masyarakat Lampung Pesisir Barat menunjukkan bahwa kearifan lokal tetap relevan dalam membentuk harmoni sosial dan spiritual di tengah masyarakat modern.

BACA JUGA:Tradisi Mandi Balimau di Mukomuko: Penyambutan Ramadan dengan Kesucian Diri

Dengan segala nilai yang terkandung di dalamnya, Ngejalang tidak hanya menjadi warisan budaya masyarakat Lampung Pesisir, tetapi juga menjadi warisan kebudayaan nasional yang patut dihargai dan dilestarikan bersama. 

Keberadaan tradisi ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan dengan sesama manusia dan menghormati para pendahulu sebagai bagian dari perjalanan kehidupan.

Dalam pelestarian tradisi Ngejalang bukan hanya tanggung jawab masyarakat Lampung Pesisir saja, akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh bangsa Indonesia untuk menjaga kekayaan budaya yang beragam. 

Melalui penghormatan serta pelestarian terhadap warisan budaya seperti Ngejalang, kita bisa memperkuat identitas nasional dan juga menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya sendiri di tengah-tengah derasnya arus pengaruh budaya asing.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: