Tari Saman: Warisan Budaya Islam dari Dataran Gayo
Tari Saman tak hanya menjadi milik masyarakat Aceh, tetapi juga kebanggaan nasional. Foto: [email protected]_tm--
MEDIALAMPUNG.CO.ID -Tari Saman adalah salah satu warisan budaya dari Aceh yang berasal dari suku Gayo.
Tarian ini tidak hanya menjadi bentuk hiburan, tetapi juga merupakan sarana penyebaran nilai-nilai Islam di masa lampau.
Tari ini diperkirakan tumbuh dan berkembang pada abad ke-17, dipengaruhi oleh penyebaran Islam yang dibawa oleh para ulama ke wilayah Aceh.
Salah satu tokoh penting yang berperan dalam perkembangan awal tarian ini adalah seorang ulama bernama Syekh Samman.
BACA JUGA:Panduan Lengkap Membuat Kue Sarang Laba-Laba: Camilan Lezat Favorit Anak
Ia dikenal karena pendekatan dakwahnya yang unik, yakni menyisipkan ajaran agama melalui seni, khususnya syair dan gerakan tubuh yang berirama.
Dari sinilah tarian ini mendapat nama "Saman", sebagai bentuk penghormatan terhadap beliau.
Dalam pertunjukan Tari Saman, para penari duduk berbaris rapat dan bergerak secara serempak mengikuti irama yang semakin cepat.
Gerakan mereka terdiri dari tepukan tangan, pukulan ke dada dan paha, serta gerakan kepala dan badan yang harmonis.
BACA JUGA:Ngumbai Atakh: Warisan Doa dan Kebersamaan dari Pesisir Barat Lampung
Gerakan yang kompak ini menjadi daya tarik utama dan menunjukkan kekompakan serta kedisiplinan kelompok.
Awalnya, Tari Saman hanya dipentaskan oleh laki-laki dalam rangkaian acara keagamaan, seperti peringatan hari besar Islam.
Selain menyampaikan pesan moral, syair-syair yang dinyanyikan dalam tarian ini juga mengandung nilai-nilai pendidikan, nasihat kehidupan, dan ajakan untuk menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama.
Menariknya, unsur budaya lokal seperti tepuk tangan dan pola gerak yang ritmis sudah dikenal dalam budaya Melayu sebelum Islam masuk.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





