Tenun Corak Insang, Warisan Budaya Melayu Pontianak yang Menawan
Tenun corak insang adalah salah satu warisan budaya yang sangat berharga bagi masyarakat Melayu Pontianak. Foto:Instagram@puspita_nagari--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat, dikenal sebagai salah satu daerah yang sarat dengan tradisi dan budaya Melayu.
Di antara kekayaan warisan yang dimilikinya, terdapat sebuah karya seni tekstil yang begitu khas, yaitu tenun corak insang.
Kain ini tidak hanya dipandang sebagai busana adat semata, tetapi juga menyimpan nilai filosofi, sejarah, serta jati diri masyarakat Melayu Pontianak.
BACA JUGA:Tradisi Unik Berburu Paus di Lamalera, Warisan Budaya dari Flores
Asal-usul Tenun Corak Insang
Sejarah kain tenun di Pontianak tidak bisa dilepaskan dari hubungan perdagangan dan kebudayaan masyarakat Melayu dengan bangsa-bangsa lain, terutama sejak abad ke-17. Tenun corak insang diperkirakan mulai berkembang ketika tradisi menenun diperkenalkan oleh pedagang dan penyebar budaya dari wilayah pesisir Sumatra dan Semenanjung Malaya.
Motif corak insang sendiri terinspirasi dari insang ikan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Pontianak yang sehari-hari bergantung pada sungai dan laut.
Pontianak berdiri di pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak, sehingga perairan menjadi sumber kehidupan utama. Simbol insang ikan yang menjadi nafas kehidupan kemudian diabadikan dalam bentuk motif kain, yang kini dikenal sebagai corak insang.
BACA JUGA:Salatiga, Kota Tua Berusia 1.270 Tahun dengan Pesona Sejarah dan Alam
Ciri Khas dan Keindahan Motif
Tenun corak insang memiliki pola unik berupa garis-garis melengkung berulang yang menyerupai insang ikan.
Motif ini biasanya disusun secara simetris sehingga menghasilkan kesan harmonis dan rapi.
Dari segi warna, kain ini banyak menggunakan perpaduan merah, hitam, hijau, dan kuning emas.
BACA JUGA:Pesona Bogor, Kota Perkebunan Sejuk dengan Sejarah Istana Megah
Warna emas menjadi ciri penting, sebab melambangkan keagungan, kebesaran, dan kejayaan budaya Melayu. Penggunaan benang emas juga membuat kain ini tampak mewah, anggun, sekaligus berwibawa.
Tidak heran jika dahulu tenun corak insang kerap dikenakan oleh kalangan bangsawan atau sultan Pontianak.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





