Mengenal Tari Magunatip, Tarian Tradisional Dayak Penuh Makna
Tari Magunatip unik dengan lompatan penari di antara bambu yang diketukkan cepat-Foto [email protected]
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Indonesia dikenal sebagai negeri dengan ribuan kekayaan budaya.
Setiap daerah memiliki ciri khas yang lahir dari keseharian masyarakatnya.
Salah satunya adalah Tari Magunatip, sebuah tarian rakyat dari suku Dayak di Kalimantan Utara yang memadukan irama bambu dengan gerakan lincah penarinya.
Tarian ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarat dengan pesan kebersamaan dan semangat gotong royong.
BACA JUGA:Asal-Usul Budaya Arisan di Indonesia
Asal-usul Tari Magunatip
Masyarakat Dayak sejak dahulu hidup dekat dengan bambu. Tanaman ini dimanfaatkan untuk banyak keperluan, mulai dari bahan bangunan, alat rumah tangga, hingga media permainan anak-anak. Dari kedekatan itulah muncul ide menjadikan bambu sebagai bagian dari seni pertunjukan.
Kata Magunatip diyakini merujuk pada makna kebersamaan, sukacita, dan keramaian dalam pesta rakyat. Tarian ini lahir dari tradisi masyarakat yang gemar berkumpul dan merayakan momen penting dengan penuh kegembiraan.
Maka, Tari Magunatip pun berkembang menjadi simbol budaya yang diwariskan secara turun-temurun.
BACA JUGA:Tradisi Makan Bersama di Indonesia: Warisan Budaya yang Merekatkan
Makna Filosofi
Bagi masyarakat Dayak, tarian ini memiliki makna yang dalam. Bambu yang diketukkan secara teratur melambangkan irama kehidupan: ada ritme, ada tantangan, dan ada kebersamaan untuk melaluinya. Penari yang melompat di antara bambu harus selalu waspada, kompak, dan disiplin.
Hal ini mengajarkan bahwa hidup membutuhkan kerja sama. Seseorang tidak bisa berjalan sendiri tanpa memperhatikan orang lain.
Setiap langkah dalam tarian menjadi simbol pentingnya kehati-hatian, solidaritas, dan keselarasan dalam kehidupan bermasyarakat.
BACA JUGA:Batik Melayu Kutai: Identitas Budaya yang Hidup di Kalimantan Timur
Gerakan Tari yang Dinamis
Gerakan dalam Tari Magunatip terbilang unik dan menantang. Penari bergerak di antara dua batang bambu panjang yang diketukkan oleh para pemain bambu. Jika tidak mengikuti irama dengan tepat, kaki penari bisa terjepit.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





