Tradisi Peusijuek: Warisan Budaya Religius Masyarakat Aceh

Tradisi Peusijuek: Warisan Budaya Religius Masyarakat Aceh

Peusijuek bisa diartikan sebagai bentuk pemberian doa restu dan juga simbol harapan baik kepada seseorang yang akan memulai ataupun menjalani fase penting dalam hidupnya. - Foto: Instagram@enjoy_aceh--

BACA JUGA:Tradisi Pengetaran: Warisan Adat Pernikahan Masyarakat Menggala, Lampung

Dalam kehidupan sehari-hari, mereka terbiasa mengungkapkan harapan baik melalui ucapan dan tindakan.

Misalnya, orang tua di Aceh sering menyebut anak-anak mereka dengan panggilan-panggilan yang bernuansa doa dan harapan, meskipun dalam kondisi biasa atau ketika sedang menasihati.

Seiring berkembangnya zaman, banyak tradisi di berbagai daerah mulai ditinggalkan. Namun, peusijuek masih bertahan dan terus diwariskan secara turun-temurun.

Generasi muda Aceh kini semakin sadar akan pentingnya menjaga warisan budaya yang sarat makna ini.

BACA JUGA:Tiga Kesenian Khas Suku Batak yang Menjadi Identitas Budaya Sumatera Utara

Pemerintah daerah dan tokoh adat juga mendukung upaya pelestarian melalui kegiatan budaya, pelatihan, dan pengenalan tradisi di sekolah-sekolah.

Meski sederhana dalam pelaksanaannya, peusijuek merupakan simbol kuat dari identitas budaya Aceh.

Kehadiran tradisi tersebut menjadi pengingat bahwa adat dan agama dapat berjalan seiring, saling melengkapi, dan memperkuat nilai-nilai kehidupan.

Selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keislaman, tradisi seperti ini dapat memperkaya praktik spiritual masyarakat serta mempererat hubungan sosial.

BACA JUGA:Baru Oholu dan Õröba Si’öli: Pakaian Adat Nias yang Kaya Makna Budaya

Dengan menjaga dan melestarikan peusijuek, masyarakat Aceh menunjukkan kecintaan terhadap budaya leluhur sekaligus memperkuat jati diri mereka sebagai komunitas yang berakar pada nilai-nilai Islam.

Tradisi ini juga menjadi contoh bagaimana adat istiadat dapat menjadi sarana untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan, perdamaian, dan harapan dalam kehidupan sehari-hari.

Penanaman makna dalam setiap elemen peusijuek menjadikan tradisi ini lebih dari sekadar seremoni. Ini menjadi jembatan antara masa lalu dengan masa kini, antara nilai-nilai spiritual dan juga kehidupan sosial, serta antara individu dengan  masyarakat.

Selama semangat kebersamaan dan nilai religius terus dijaga, tradisi ini akan tetap hidup dan relevan, bahkan di tengah arus globalisasi.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: