Finalisasi Perjanjian Dagang RI-Uni Eropa Makin Dekat, Ekspor Barang RI Bisa 0 Persen Tarif

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto--
BACA JUGA:Gubernur Lampung Hadiri IBI Run 2025, Dukung Penuh Peran Strategis Bidan
Lebih menggembirakan lagi, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus yang terus meningkat, dari USD 2,5 miliar di 2023 menjadi USD 4,5 miliar di tahun berikutnya. Tren ini diperkirakan akan semakin menguat dengan hadirnya IEU-CEPA.
Salah satu sorotan dalam perjanjian ini adalah upaya Indonesia untuk memperoleh level playing field dalam ekspor perikanan.
Pemerintah mendorong agar produk perikanan Indonesia diperlakukan setara dengan negara ASEAN lain seperti Thailand dan Filipina.
Uni Eropa akhirnya menyetujui permintaan ini, yang dinilai sebagai langkah penting untuk memperluas akses pasar produk kelautan nasional.
BACA JUGA:Pergeseran Musim Kemarau 2025: Sejumlah Wilayah Alami Perubahan Pola Cuaca
Tak ketinggalan, isu kebijakan deforestasi yang selama ini menjadi batu sandungan perdagangan produk berbasis hutan, juga dibahas secara serius.
Uni Eropa berjanji akan memberikan perlakuan khusus kepada Indonesia, sehingga ekspor produk hasil hutan tidak terkena dampak negatif regulasi ketat yang berlaku di kawasan tersebut.
Secara strategis, IEU-CEPA dinilai mampu memperkuat posisi Indonesia dalam arsitektur perdagangan global.
Pemerintah optimistis bahwa implementasi perjanjian ini bisa meningkatkan ekspor nasional ke Uni Eropa hingga lebih dari 50% dalam waktu tiga hingga empat tahun mendatang.
BACA JUGA:KUR Mandiri 2025 Resmi Dibuka, Pinjaman Modal Usaha Hingga Rp500 Juta Tanpa Ribet!
Selain itu, terbukanya akses pasar Eropa akan meningkatkan minat investasi asing langsung ke Indonesia, seiring dengan kepercayaan yang tumbuh terhadap iklim usaha dan kepastian hukum di Tanah Air.
Dengan seluruh poin substansial telah disepakati dan tidak ada hambatan besar yang tersisa, pemerintah Indonesia menargetkan proses hukum dan pengesahan IEU-CEPA bisa segera dituntaskan.
Perjanjian ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif dan berdaya saing tinggi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: