Jokowi Inginkan Produksi Kopi Capai 8-9 Ton per Hektar

Jokowi Inginkan Produksi Kopi Capai 8-9 Ton per Hektar

Presiden Jokowi saat memetik kopi di salah satu kebun di Pekon Kembahang Kecamatan Batu Brak--

BACA JUGA:Puncak Acara Bersih Desa, Warga Sidoarjo Antusias Saksikan Pagelaran Wayang Kulit Semalam Suntuk

Kendati begitu, Presiden ingin produksi kopi yang dilakukan ini masuk pada tahap industri atau hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah atau pendapatan petani kopi itu sendiri.

Hilirisasi yang dilakukan bahkan tidak hanya dilakukan pada kopi melainkan juga komoditas coklat, kakao, sawit dan komoditas perkebunan lainnya.

"Ya harus seperti itu, harusnya semuanya tidak dalam bentuk mentahan, bahkan tidak hanya kopi, tetapi coklat, sawit dan semua komoditas perkebunan lainya," katanya.

Sementara itu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan bahwa luas areal kopi nasional tahun 2023 mencapai 1.268.905 hektar dengan rata-rata produksinya mencapai 756.097 ton atau terbesar keempat dunia dan menyumbang 6% kopi dunia.

BACA JUGA:Lakalantas Tunggal, Bus Sriwijaya Terbalik di Tanjakan Jabung

Mentan mengatakan Indonesia memproduksi 91% kopi robusta dan 9% kopi Arabika, dengan nilai ekspor tahun 2020-2022 mengalami kenaikan sebesar US$ 326.451 atau 40%, dari sebelumnya US$ 821.932 menjadi US$ 1.148.383. sedangkan volume ekspor naik sebesar 58.201  ton atau 15% dari 379.354 ton menjadi 437.555 ton.

Mentan Amran melanjutkan, khusus provinsi Lampung menambahkan saat ini merupakan posisi kedua terbesar produksi kopi nasional dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektar atau 108.069 ton dengan dominasi kopi robusta.

"Yang menarik adalah petani kopi Lampung Barat sebagian besar menerapkan teknologi sambung pucuk pada budidaya kopi Robusta dan menghasilkan produktivitas 1,1 ton per hektare atau di atas produktivitas rata-rata Nasional 0,813 ton per hektar," tutupnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: