Hanyut Saat Mandi di Sungai Tahmi, Jasad Bocah 11 Tahun Terseret Arus Sejauh 800 Meter

Hanyut Saat Mandi di Sungai Tahmi, Jasad Bocah 11 Tahun Terseret Arus Sejauh 800 Meter

--

WAY KANAN, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Jerit tangis Erna (35) pecah setelah masyarakat dan team TRC BPBD Way Kanan berhasil menemukan jasad Dini (11), anak perempuannya yang hanyut terbawa arus sungai Tahmi pada Minggu (5/3) pukul 08.00 WIB kemarin.

Warga Kampung Gunung Sangkaran Kecamatan Blambangan Umpu itu tak kuasa menahan kesedihannya tatkala mendapati anak tercintanya sudah dalam kondisi tidak bernyawa.

BACA JUGA:Bangkitkan BUMPekon, Tanjung Raya Prioritaskan Usaha Permodalan Pertanian dan Pengelolaan Sampah

Tepat pada pukul 12.25 WIB Senin (6/3) siang jasad bocah itu berhasil ditemukan oleh Rasudin pamannya sendiri yang sejak kemarin secara inten membantu tim Basarnas dan BPBD Way Kanan melakukan pencarian. 

"Rumah saya memang di dekat sungai Tahmi, saat akan mandi saya melihat ada semacam kain yang hanyut dari bagian Hulu setelah saya perhatikan ternyata itu adalah keponakan saya yang kemarin kami cari karena hanya terbawa arus," ujar Rasudin.

BACA JUGA:16 Orang Taruna-Taruni PTDI-STTD Jalani Magang Tiga Bulan di Dishub Lambar

Ia menerangkan bahwa dari lokasi keponakannya tenggelam sampai ke tempat dia mandi itu berjarak sekitar 800 Meter. 

Masih menurut Rasudin setelah memastikan kalau yang hanyut itu adalah keponakannya maka ia langsung memanggil warga bersama tim Basarnas dan BPBD Way Kanan untuk mengevakuasi jenazah dan membawanya ke rumah duka. 

BACA JUGA:Nukman Berharap Lambar Raih WTP Ke-13

Mantan Kepala Kampung Gunung Sangkaran Juanda yang dikonfirmasi membenarkan penemuan jenazah tersebut dan bahkan menurutnya jenazah bocah tersebut saat ini sedang dimandikan dan akan segera dikebumikan di pemakaman umum setempat. 

"Sekarang lagi dimandikan setelah itu akan langsung dikebumikan di pemakaman umum Kampung Gunung Sangkaran," ujar Juanda. 

BACA JUGA:Polsek Sumberjaya Amankan Dua Pelaku Pembobol Warung di Pekon Purajaya

Terpisah, tokoh masyarakat setempat Fahrozi, berharap peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran bagi masyarakat yang lain khususnya yang berdomisili di bantaran sungai Tahmi agar tidak membiarkan anak-anak mereka mandi sendiri di sungai, terlebih di musim penghujan. 

"Bukan menggurui, tapi ini harus kita jadikan pelajaran bersama bahwa kita tidak boleh lengah ketika anak-anak kita akan mandi di sungai sebab walaupun kita sudah terbiasa mandi di sungai namun di musim hujan ini setiap saat air bisa meluap dan saat itulah musibah itu dapat menimpa,” ujar Fahrozi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: