Sejak Zaman Dulu, Warga Terisolir Ditandu Saat Berobat Keluar Pekon

Sejak Zaman Dulu, Warga Terisolir Ditandu Saat Berobat Keluar Pekon

Warga Pekon Way haru harus ditandu sejauh 15 kilometer hingga ke Puskesmas Bengkunatbelimbing--

PESBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) merupakan salah satu wilayah di Provinsi Lampung, hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Barat (Lambar), secara resmi berdiri sejak tahun 2012 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.22/2012 tentang Pembentukan Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 231 Tambahan Lembaran Negara Nomor 5364).

Kabupaten Pesisir Barat yang diresmikan pada tanggal 22 April 2013, itu memiliki 116 Pekon, dan Dua Kelurahan yang tersebar di 11 Kecamatan. 

Namun, dari jumlah Pekon dan Kelurahan itu, hingga kini masih ada empat Pekon yang jauh tertinggal dibandingkan dengan wilayah lainnya. Bahkan merupakan Pekon terpencil dan terisolir. 

Empat Pekon itu antara lain Pekon Way Haru, Siring Gading, Way Tiyas, dan Bandar Dalam, yang berada di wilayah Kecamatan Bangkunat (wilayah ujung di Pesbar).

BACA JUGA:Pasca Banjir, Banyak Tanaman Padi Warga Terdampak

Dengan kondisi keterisoliran tersebut, jelas sangat berdampak terhadap masyarakat di segala sektor. 

Salah satunya jika ada warga sakit, ataupun warga yang hendak melahirkan dan harus membutuhkan penanganan medis di Puskesmas maupun rumah sakit, itu harus berjuang untuk sampai ke Puskesmas yang berada diluar Pekon dengan jarak tempuhnya yang cukup jauh. 

Karena memang di wilayah terisolir itu tidak ada Puskesmas, ataupun penanganan medis yang memadai.

Seperti dikatakan Peratin Pekon Way Haru, Dian Setiawan, bahwa sampai dengan saat ini kondisi masyarakat di empat Pekon ini memang masih sangat kesulitan.

BACA JUGA:Buka Festival Krakatau, Menteri : Ajak Semua Gandengan Tangan Promosikan Wisata Lampung

Dengan kondisi akses jalan yang belum memadai itu menambah terpuruknya ribuan jiwa yang ada di dalam Pekon terisolir ini. 

Sudah sejak zaman nenek moyang atau sudah sejak dulu warga yang sakit maupun yang hendak melahirkan untuk dibawa ke Puskesmas/rumah sakit itu harus ditandu dengan menggunakan peralatan seadanya.

"Masyarakat secara bersama-sama bergantian menandu jika ada warga yang sakit maupun melahirkan untuk dibawa ke Puskesmas," jelasnya.

Dikatakannya, dengan jarak tempuh sekitar 22 Kilometer lebih dari wilayah terisolir menuju Puskesmas yang ada di Pekon Kota Jawa Kecamatan Bangkunat itu memakan waktu perjalanan 4-5 jam lebih, itupun jika kondisi jalan darat lancar, artinya tidak turun hujan ataupun banjir di muara sungai yang ada di jalan. Karena memang sepanjang jalan di wilayah ini merupakan kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

BACA JUGA:Ribuan Warga Sidodadi Tutup Gebyar HUT RI dengan Hiburan Rakyat Kuda Lumping

"Jika muara sungai banjir, dan kondisi jalan darat tidak bisa dilalui. Maka warga harus menggunakan alternatif lain yakni dengan menyeberang Samudera menggunakan perahu jukung itu pun jika kondisi cuaca baik, saat kondisi cuaca buruk masyarakat juga tetap nekat, terlebih saat keadaan warga yang dibawa itu sangat darurat membutuhkan penanganan medis," ujarnya.

Karena itu, kata dia, dengan kondisi akses jalan yang belum memadai dan tidak bisa dilalui kendaraan terutama roda empat, bahkan kendaraan roda dua pun kerap kesulitan untuk melintas, itu membuat masyarakat sangat kesulitan. 

Tidak sedikit warga yang sedang sakit saat dibawa dengan ditandu menuju ke Puskesmas itu meninggal dalam perjalanan.

"Ada juga ibu-ibu hamil yang hendak melahirkan untuk dibawa ke Puskesmas itu melahirkan di tengah perjalanan. Sudah cukup banyak kejadian seperti itu yang dialami masyarakat di wilayah terisolir ini," jelasnya.

BACA JUGA:Antar Warga Sakit Dengan Ditandu, Masyarakat di Wilayah Terisolir Kembali Telan Pil Pahit

Masih kata dia, ribuan jiwa masyarakat yang ada di empat Pekon wilayah terpencil ini tentunya sangat berharap dari Pemerintah, terutama pembangunan akses jalan menuju wilayah terpencil ini. 

Karena sudah sejak lama masyarakat di wilayah ini menantikan adanya pembangunan jalan, sehingga masyarakat tidak lagi kesulitan dalam hal akses transportasi.

 

"Harapan masyarakat saat ini hanya ada satu yakni bagaimana Pemerintah bisa membangun jalan menuju wilayah terisolir ini. Kami masyarakat di wilayah terpencil ini juga ingin terlepas dari keterisoliran tersebut. Tidak tahu lagi kami harus mengadu dengan siapa, karena sejak dahulu sampai sekarang harapan masyarakat itu belum terwujud maksimal," pungkasnya.(yan/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: