Cek Proyek Jalan di Pajarbulan, DPUPR Lambar Temukan Penyebab Kerusakan 

Cek Proyek Jalan di Pajarbulan, DPUPR Lambar Temukan Penyebab Kerusakan 

Medialampung.co.id - Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (DPUPR) Kabupaten Lampung Barat terjun ke lapangan untuk melakukan pengecekan pembangunan jalan di Kelurahan Pajarbulan, Kecamatan Waytenong, guna memastikan penyebab kerusakan berupa retaknya cor kaku (Rabat Beton) ruas jalan yang usia pembangunannya baru dua bulan selesai pengerjaan.

Dalam peninjauan pada Selasa (23/11) tim yang turun dipimpin Kasi Peningkatan Jalan Enru Adi Saputra, S.T., Kasi Alkal Ahmadi, dan staf bersama Konsultan, dan pihak ketiga (kontraktor). 

Sementara dari pantauan media ini di lokasi tim mengecek secara seksama penyebab keretakan cor beton yang menelan dana ratusan juta tersebut. 

Dikatakan Enru Adi Saputra, mendampingi Kadis PUPR Ir Sudarto penyebabnya karena pergerakan (penurunan) tanah lantaran tanah yang menjadi dasar badan jalan itu merupakan tanah timbunan. "Penurunan tanah lebih kurang Lima Belas Centimeter (15 CM)," sebutnya. 

Dijelaskannya meski kondisi kerusakan tidak membahayakan dan tidak berpotensi longsor karena dinding jalan merupakan Bronjong, namun upaya penanganan terhadap kerusakan akan dilaksanakan. "Selain kita menunggu sampai dimana penurunan tanah kita juga akan mempelajari bagaimana penanganannya nanti," kata dia. 

Menurut Enru, idealnya pengecoran tanah timbunan untuk ruas jalan seperti itu paling tidak satu tahun, sehingga kepadatan tanah betul-betul sudah baik. 

Sementara pihak ketiga (kontraktor) Yanto, mengatakan atas kerusakan itu pihaknya menunggu petunjuk Dinas dalam penanganannya, karena kerusakan terjadi akibat fenomena alam. "Atas kerusakan kita akan menunggu petunjuk Dinas PU seperti apa penanganannya nanti akan kita laksanakan," imbuhnya. 

Sedangkan Konsultan Asef, mengakui saat pengerjaan seperti penimbunan kondisi cuaca masih kemarau, dan setelah pekerjaan selesai masuk musim hujan, karena faktor resapan air tanah memadat dan terjadi pergeseran. 

Disisi lain, pemerhati pembangunan Jefri Aridansah, menyebutkan dalam menyikapi kerusakan itu perlu penanganan yang nyata dan cepat karena sudah pasti kerusakan terjadi akibat pergeseran tanah. "Kita tau Kabupaten Lambar merupakan wilayah yang rentan bencana, yang dikhawatirkan ada dampak lain yang akan merugikan semua pihak," imbuhnya.

Menurut dia keadaan seperti itu harus menjadi pelajaran bersama, dimana faktor dan titik lemahnya, lantaran dalam pembangunannya anggaran yang diserap cukup fantastis, yang diinformasikan di atas setengah miliar. (r1n/mlo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: