Burnout Digital: Cara Mengelola Stres Kronis Akibat Terlalu Banyak Layar
Kelelahan karena layar? Atasi burnout digital dengan tips praktis menjaga kesehatan mental di era modern.--
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Di era serba digital, layar telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Dari bekerja, belajar, hingga bersantai, hampir semua aktivitas kini bergantung pada perangkat digital.
Namun, di balik kemudahan itu, muncul fenomena yang semakin sering dialami banyak orang: burnout digital — kelelahan mental dan fisik akibat paparan layar yang berlebihan.
Burnout digital adalah bentuk stres kronis yang muncul ketika seseorang terlalu lama berinteraksi dengan perangkat elektronik seperti komputer, ponsel, atau tablet.
Gejalanya bisa berupa kelelahan ekstrem, sulit fokus, gangguan tidur, mudah marah, hingga menurunnya motivasi bekerja.
BACA JUGA:Alasan Ilmiah Mengapa Kita Selalu Merasa Lapar Saat Hujan
Menurut sejumlah pakar kesehatan mental, otak manusia sejatinya tidak dirancang untuk terus menerima stimulus visual dan informasi dalam waktu lama tanpa jeda.
Akibatnya, sistem saraf menjadi “overload”, menyebabkan tubuh merespons seolah sedang menghadapi tekanan yang berkepanjangan.
Penyebab utama burnout digital bukan hanya karena durasi penggunaan perangkat, tetapi juga pola interaksi yang tidak sehat. Beberapa faktor pemicunya antara lain:
- Overload informasi: Media sosial dan aplikasi berita terus-menerus membanjiri otak dengan data baru setiap detik.
- Kurangnya batas waktu kerja: Sistem kerja daring membuat batas antara waktu pribadi dan profesional semakin kabur.
- Kecanduan notifikasi: Setiap bunyi pesan atau pemberitahuan memicu pelepasan dopamin yang membuat otak “haus” stimulasi baru.
- Kurangnya aktivitas fisik: Terlalu lama duduk di depan layar menurunkan energi tubuh dan memperburuk suasana hati.
BACA JUGA:Teknologi Carbon Capture Bikin Polusi Udara Jadi Energi?
Dampak burnout digital tidak bisa dianggap sepele. Secara fisik, kondisi ini dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri leher, gangguan penglihatan, dan insomnia.
Sedangkan secara mental, penderitanya kerap mengalami kecemasan, depresi ringan, dan kehilangan semangat terhadap hal-hal yang dulunya menyenangkan.
Dalam jangka panjang, burnout digital dapat mempengaruhi produktivitas, menurunkan kualitas hubungan sosial, bahkan memicu gangguan kesehatan yang lebih serius.
Meski terdengar menakutkan, burnout digital bisa dicegah — bahkan diatasi — dengan langkah-langkah sederhana namun konsisten:
BACA JUGA:Mengapa Langit Berwarna Biru? Rahasia Fisika di Baliknya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





