Mengapa Langit Berwarna Biru? Rahasia Fisika di Baliknya

Mengapa Langit Berwarna Biru? Rahasia Fisika di Baliknya

Warna biru langit menyimpan rahasia sains menarik yang bisa dijelaskan lewat fisika sederhana--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pernahkah kamu menatap langit cerah di siang hari dan bertanya, mengapa warnanya biru? Padahal, cahaya matahari sebenarnya berwarna putih.

Jawabannya ternyata tersembunyi dalam hukum fisika yang sederhana namun menakjubkan tentang bagaimana cahaya berinteraksi dengan udara di atmosfer Bumi.

Matahari memancarkan cahaya putih, tetapi sebenarnya cahaya itu terdiri dari berbagai warna.

Jika kamu pernah melihat pelangi, itulah contoh nyata bagaimana cahaya putih bisa diuraikan menjadi warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu yang disebut spektrum cahaya tampak.

BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Unik di Balik Sidik Jari Manusia

Setiap warna memiliki panjang gelombang yang berbeda. Warna merah memiliki panjang gelombang paling panjang, sedangkan warna biru dan ungu memiliki panjang gelombang paling pendek.

Ketika cahaya matahari masuk ke atmosfer Bumi, ia bertemu dengan molekul udara dan partikel kecil lainnya. Di sinilah rahasia warna biru dimulai.

Fenomena yang membuat langit tampak biru disebut hamburan Rayleigh (Rayleigh Scattering). Konsep ini ditemukan oleh ilmuwan asal Inggris, Lord Rayleigh, pada abad ke-19.

Cahaya dengan panjang gelombang pendek, seperti biru dan ungu, lebih mudah dihamburkan oleh molekul udara dibandingkan warna dengan panjang gelombang panjang seperti merah atau kuning.

BACA JUGA:Fenomena Bintang Jatuh: Antara Keajaiban dan Sains

Namun, meski ungu juga termasuk panjang gelombang pendek, mata manusia tidak terlalu sensitif terhadap warna ungu.

Selain itu, sebagian besar cahaya ungu diserap oleh lapisan ozon di atmosfer. Karena itu, warna biru menjadi yang paling dominan terlihat di mata kita.

Saat matahari terbit atau terbenam, posisinya berada lebih rendah di cakrawala. Cahaya matahari harus menempuh jarak lebih jauh melewati atmosfer Bumi sebelum mencapai mata kita.

Dalam perjalanan panjang itu, sebagian besar cahaya biru dan ungu sudah tersebar ke segala arah, meninggalkan warna merah, oranye, dan kuning yang memiliki panjang gelombang lebih panjang.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: