Perkembangan Teknologi Aerodinamika di Motor Sport: Dari MotoGP ke Jalan Raya

BACA JUGA:Perbandingan Teknologi ABS vs CBS: Mana yang Lebih Aman untuk Pengendara Motor?

Beberapa motor sport jalanan kini mengadopsi desain aerodinamika dari MotoGP, baik dari sisi estetika maupun fungsi. Contoh nyata beberapa motor yang mengadopsi teknologi aerodinamika diantaranya:

- Ducati Panigale V4 dan V4R: Menggunakan winglet aktif yang membantu menekan motor ke jalan di kecepatan tinggi.

- Aprilia RSV4 Factory: Dilengkapi aero-fairing dan bentuk bodi yang dirancang dengan simulasi CFD (Computational Fluid Dynamics).

- Kawasaki Ninja H2R: Superbike ekstrem ini dilengkapi sayap karbon yang memberi downforce signifikan.

BACA JUGA:Toyota Jepang Akan Hentikan Penjualan Corolla Bermesin Bensin, Fokus pada Kendaraan Ramah Lingkungan

Beberapa motor kelas menengah seperti Yamaha R15 V4 juga mulai mengadopsi desain fairing beralur angin untuk meniru efek aerodinamis meski tidak sekompleks versi superbike.

Mungkin terdengar berlebihan, tapi aerodinamika pada motor jalanan punya efek nyata, antara lain:

- Stabilitas lebih baik di kecepatan tinggi, terutama saat riding di jalan tol atau track day.

- Mengurangi tekanan angin pada pengendara, membuat riding lebih nyaman.

- Meningkatkan efisiensi bahan bakar secara tidak langsung dengan mengurangi hambatan angin.

- Aksen visual sporty, yang membuat motor tampil lebih agresif dan modern.

BACA JUGA:Benarkah Bahaya Mengisi Bensin Saat Mesin Mobil Menyala? Ini Penjelasannya

Namun, penggunaan aerodinamika di motor jalanan juga punya tantangan. Desain yang ekstrem bisa kurang praktis untuk harian, serta meningkatkan biaya produksi. Selain itu, regulasi di beberapa negara membatasi bentuk bodi yang tajam atau bisa membahayakan pengguna jalan lain.

Ke depan, pabrikan motor diprediksi akan mengembangkan teknologi aerodinamika aktif yaitu perangkat aero yang bisa berubah bentuk secara otomatis menyesuaikan kecepatan, layaknya mobil supercar.

Sumber: