Bareskrim Bongkar Skandal Beras Oplosan: 3 Produsen Terlibat, Ratusan Ton Disita

Bareskrim Bongkar Skandal Beras Oplosan: 3 Produsen Terlibat, Ratusan Ton Disita

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo-Foto Humas Polri-

MEDIALAMPUNG.CO.IDSkandal beras oplosan yang sempat mencuat dan menarik perhatian Presiden RI Prabowo Subianto akhirnya mulai terbongkar. 

Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri mengungkap dugaan kecurangan yang dilakukan tiga produsen besar, menyusul laporan langsung dari Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. 

Laporan tersebut memicu serangkaian investigasi intensif oleh Satgas Pangan Polri di bawah kendali Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dirtipideksus).

Investigasi dimulai sejak akhir Juni 2025 ketika muncul kejanggalan harga beras di pasar. Meski tengah berlangsung panen raya dengan suplai beras yang melimpah, harga justru melonjak tajam. 

BACA JUGA:7 Khasiat Buah Naga untuk Wajah: Rahasia Kulit Cerah, Bersih, dan Sehat

Temuan ini mendorong Kementerian Pertanian melakukan pengecekan di lapangan yang mencakup sepuluh provinsi. 

Dari situ, diambil 268 sampel dari 212 merek beras yang beredar, baik dari kategori premium maupun medium.

Hasilnya sungguh mengejutkan. Lebih dari 85 persen beras premium tidak memenuhi standar mutu yang seharusnya. 

Sebagian besar juga dijual dengan harga melebihi batas eceran tertinggi (HET), dan tidak sedikit yang berat kemasannya di bawah standar label. 

BACA JUGA:Sayyang Pattuduq: Tarian Kuda yang Menjadi Warisan Sakral Tanah Mandar

Beras kategori medium bahkan menunjukkan angka pelanggaran lebih parah: lebih dari 95 persen dijual di atas HET dan sekitar 90 persen tidak sesuai berat yang tercantum.

Polri menilai praktik ini berpotensi menimbulkan kerugian masyarakat hingga Rp99 triliun per tahun—Rp34 triliun dari beras premium dan Rp65 triliun dari beras medium.

Dari penelusuran terhadap 212 merek tersebut, penyidik menemukan 52 perusahaan memproduksi beras premium dan 15 lainnya beras medium. 

Sampel produk kemudian diuji di laboratorium, dan sejauh ini lima merek terbukti tak memenuhi standar mutu.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: