Sebagai pusat spiritual umat Hindu, Pura Besakih menjadi lokasi berbagai upacara penting.
Salah satunya Piodalan, yang digelar setiap tahun untuk menghormati Sang Hyang Widhi.
Upacara paling besar adalah Eka Dasa Rudra, yang dilaksanakan sekali dalam seratus tahun.
Saat prosesi berlangsung, ribuan umat berpakaian adat datang bersembahyang membawa sesajen dan bunga.
BACA JUGA:Menjelajahi Pesona 7 Danau Terindah di Nusantara
Suasana yang penuh warna dan khidmat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menyaksikan budaya Bali secara langsung.
Namun, pengunjung diimbau untuk tetap menghormati ritual dengan berpakaian sopan, tidak mengganggu prosesi, dan menggunakan sarung serta selendang sebagai simbol kesucian.
Selain nilai spiritualnya, kawasan Besakih menawarkan pemandangan alam yang luar biasa.
Hamparan sawah, perkebunan, dan udara sejuk pegunungan menciptakan suasana yang menenangkan.
BACA JUGA:Trunyan, Desa Mistis di Bali yang Menyimpan Wangi Kematian
Bagi pecinta petualangan, trekking ringan di jalur sekitar Gunung Agung bisa menjadi pilihan menarik.
Dari Pura Besakih, wisatawan juga dapat melanjutkan perjalanan ke Taman Air Tirtagangga, Desa Sidemen, atau Taman Ujung Karangasem, yang masing-masing memiliki daya tarik budaya dan pemandangan khas Bali bagian timur.
Setelah berwisata spiritual, wisatawan bisa menikmati kuliner khas Bali di warung-warung lokal sekitar pura. Hidangan seperti Ayam Betutu, Sate Lilit, dan Lawar Bali menjadi menu favorit yang wajib dicoba.
Bagi pemburu suvenir, kios-kios di sekitar area parkir menjual aneka kerajinan tangan seperti kain endek, patung kayu, dan perhiasan perak yang dibuat langsung oleh pengrajin setempat.
BACA JUGA:Air Terjun Gitgit, Pesona Alam Sejuk di Jantung Bali Utara
Pura Besakih dapat ditempuh sekitar dua jam dari Denpasar melalui jalur Gianyar–Rendang. Jalan menuju lokasi sudah beraspal mulus, dan kendaraan bisa parkir di area yang disediakan.