Penemuan Penting: Uban Terjadi Karena “Kemacetan Sel”
Penelitian yang dipimpin oleh Qi Sun, PhD, ini menggunakan pencitraan jangka panjang dan analisis RNA sel tunggal pada folikel rambut tikus. Para ilmuwan mengikuti pergerakan setiap sel dan melihat bagaimana mereka bereaksi terhadap sinyal genetik tertentu.
Hasilnya menakjubkan: ketika siklus pertumbuhan rambut dipicu berulang kali, semakin banyak sel punca pigmen yang terjebak di zona bulge dan gagal bergerak menuju area aktif (hair germ). Karena tidak menerima sinyal dari protein WNT, sel-sel itu tidak dapat berubah menjadi melanosit penghasil pigmen. Rambut pun tumbuh tanpa warna—itulah uban.
Dengan kata lain, uban bukan disebabkan oleh sel yang mati, melainkan sel yang “macet” di tempat yang salah pada waktu yang salah.
BACA JUGA:Badan Tiba-Tiba Menggigil di Malam Hari? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Peran Dua Zona Kunci dalam Folikel Rambut
Ada dua lingkungan penting di dalam folikel rambut yang menentukan warna setiap helainya:
1. Bulge (zona istirahat)
Tempat sel punca “tidur” atau beristirahat sebelum mendapat sinyal untuk bekerja. Di sinilah sel punca aman dari kerusakan dan menunggu perintah selanjutnya.
BACA JUGA:Ramuan Tradisional untuk Kulit Gatal dan Ruam: Solusi Alami yang Mudah dan Murah
2. Hair Germ (zona aktif)
Tempat di mana sel punca mendapat sinyal dari protein WNT untuk berubah menjadi sel penghasil pigmen (melanosit). Proses inilah yang memberi warna pada rambut baru.
Jika komunikasi antara dua zona ini terganggu, maka siklus pewarnaan rambut terhenti.
Akibatnya, rambut tetap tumbuh, tetapi tanpa melanin.
BACA JUGA:Cara Ampuh Atasi Biduran karena Udara Dingin
Rahasia di Balik “Waktu dan Pergerakan” Sel