Selain itu, tari-tarian ini juga menjadi media spiritual untuk berhubungan dengan roh nenek moyang. Dalam beberapa upacara adat, tarian dilakukan untuk memohon perlindungan, kesuburan, atau kesembuhan dari penyakit.
Tarian juga berperan sebagai sarana pendidikan budaya bagi generasi muda. Melalui latihan menari, anak-anak Kalimantan belajar tentang kebersamaan, disiplin, dan rasa hormat terhadap alam serta leluhur mereka.
BACA JUGA:Seni Kulit Telur: Dari Limbah Menjadi Karya Bernilai Seni
Busana dan Musik Pengiring
Kekuatan daya tarik tarian Kalimantan tidak hanya terletak pada gerakannya, tetapi juga pada busana dan musik pengiringnya.
Kostum penari biasanya dibuat dari bahan alami seperti kain tenun, manik-manik, bulu burung enggang, dan hiasan kepala khas Dayak. Warna-warna yang digunakan — seperti merah, hitam, dan kuning — memiliki makna tersendiri:
- Merah melambangkan keberanian,
- Hitam melambangkan kekuatan dan keteguhan hati,
- Kuning menggambarkan kebesaran dan kemuliaan.
BACA JUGA:Tari Kuda Renggong: Seni Tradisi Penuh Makna dari Sumedang
Beberapa tarian menggunakan senjata seperti mandau (pedang tradisional Dayak) atau perisai sebagai bagian dari gerakan tari.
Properti ini tidak hanya menambah keindahan visual, tetapi juga memperkuat makna perjuangan dan semangat hidup.
Untuk musik pengiring, alat yang paling umum digunakan adalah sape’, alat musik petik khas Kalimantan yang menghasilkan bunyi lembut dan mendalam.
Selain itu, ada juga gendang, gong, dan suling bambu yang menciptakan suasana mistis dan penuh semangat.
BACA JUGA:Kerajinan Kulit: Tradisi Kuno yang Terus Hidup di Zaman Modern
Pelestarian dan Perkembangan di Masa Kini
Walau zaman terus berubah, tarian tradisional Kalimantan tetap dijaga dengan baik oleh masyarakatnya.
Banyak sekolah dan sanggar seni di berbagai daerah yang secara rutin melatih generasi muda agar tidak melupakan tarian leluhur.
Festival budaya, pertunjukan wisata, dan kompetisi tari sering digelar sebagai ajang pelestarian sekaligus promosi budaya.
BACA JUGA:Tari Moyo Nias: Filosofi Elang yang Penuh Makna
Di era modern, beberapa koreografer juga mencoba menggabungkan unsur tradisional dengan gaya tari kontemporer.