LAMPURA, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Musim hujan tidak hanya membawa kebahagiaan, tetapi juga kesedihan, terutama bagi para petani singkong di Kabupaten Lampung Utara.
Harga singkong yang terus menurun membuat para petani semakin khawatir, bahkan terlihat putus asa saat hendak menjual hasil panennya.
Awik, salah seorang petani singkong, mengungkapkan kekecewaannya terhadap penurunan harga singkong saat ini. Ketika ia hendak menjual hasil panennya ke PT. Sinar Laut, harga malah turun.
"Harga singkong turun terus, Bang. Siang tadi mau jual ke Pabrik Sinar Laut, pas mau dijual, harganya turun jadi Rp1.150 dengan potongan 15-20%," ujarnya kepada medialampung.co.id pada Rabu, 2 Oktober 2024.
BACA JUGA:Egi -Syaiful Sapa Warga Jatiagung Lewat Pasar Murah
Meski kecewa, Awik tetap menjual hasil panennya karena singkong sudah terlanjur dicabut. Ia juga perlu membayar upah tenaga kerja.
"Terpaksa harus jual, karena sudah dicabut. Sementara, saya harus bayar tukang cabut dan angkut. Kalau dihitung-hitung, saya rugi besar, karena tanah ini bukan milik sendiri, melainkan sewa. Saya berharap pemerintah dan dinas terkait bisa membantu agar harga tidak terus menurun. Kalau begini, kami sebagai petani merasa diperlakukan semena-mena," keluhnya.
Senada dengan Awik, Wasito, petani lainnya, juga merasa kecewa dengan kondisi harga yang semakin tidak menentu.
"Saya juga kecewa, Bang. Mau jual ke Lapak MSM milik CV. GMI, harga yang tadinya Rp1.400, sekarang jadi Rp1.080, dan potongannya juga 20%," ungkapnya.
BACA JUGA:PLN UID Lampung Raih BI Award 2024, Dukung Pertumbuhan Ekonomi Melalui Sektor Kelistrikan
Wasito berharap pemerintah segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah yang dialami petani singkong saat ini.
"Kami yakin pemerintah Kabupaten Lampung Utara bisa menemukan solusi atas permasalahan ini," tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Perdagangan serta pabrik PT. Sinar Laut dan CV. GMI belum dapat dikonfirmasi terkait penurunan harga singkong di Lampung Utara.