Anak-Anak Jadi Korban Wabah Mpox di Kongo, Ini Gejalanya

Kamis 29-08-2024,15:10 WIB
Reporter : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di wilayah timur Republik Demokratik Kongo, anak-anak menjadi korban yang paling terdampak oleh wabah mpox.

Wabah ini telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kongo menyumbang hampir semua kasus mpox yang tercatat tahun ini dengan lebih dari 450 kematian, sebagian besar korbannya adalah anak-anak.

Alain Matabaro, seorang ayah, menceritakan bagaimana putranya yang berusia enam tahun, Amani, terkena penyakit ini. 

BACA JUGA:Waspada! 5 Pasien Suspect Cacar Monyet Ditemukan di Indonesia

"Awalnya hanya bintik kecil yang meradang. Saya memencetnya dan keluar cairan encer. Lalu muncul bintik lain, dan tak lama kemudian bintik-bintik itu menyebar ke seluruh tubuh," kata Alain.

Pengalaman Alain menunjukkan betapa cepatnya penyebaran mpox, terutama di kalangan anak-anak.

Menurut Dr. Pierre-Olivier Ngadjole dari lembaga amal Medair, sekitar 75% kasus mpox yang ditangani oleh petugas medis di Kongo melibatkan anak-anak berusia di bawah 10 tahun.

Sistem kekebalan tubuh yang belum berkembang menjadi salah satu faktor utama mengapa anak-anak sangat rentan terhadap penyakit ini. 

BACA JUGA:Lampung Siaga Hadapi Ancaman Virus Mpox

“Anak-anak di rumah tangga sering berbagi tempat tidur, bahkan bisa ada tiga, empat, hingga lima anak tidur bersama. Penularan terjadi setiap hari,” ujar Dr. Ngadjole.

Di rumah sakit Kavumu, sekitar 80 kilometer dari Munigi, tercatat bahwa sebanyak 800 pasien telah dirawat sejak Juni, dengan delapan diantaranya meninggal dunia. 

Semua korban yang meninggal berusia di bawah lima tahun. Salah satu kasus tragis adalah Ansima Kanigo, seorang anak berusia 2 tahun yang tertular mpox dari saudaranya. 

Ibunya, Nzigire Kanigo, awalnya tidak tahu tentang penyakit ini. 

BACA JUGA:Cegah Mpox Jelang IAF, Pengawasan Bandara Internasional Diperketat

Kategori :