“Ini pertama kalinya saya melihat penyakit seperti ini. Awalnya, kami mengira ini campak dan mencoba mengobatinya, tapi tidak berhasil. Akhirnya kami memutuskan untuk datang ke sini,” kata Nzigire.
Petugas kesehatan di Kongo bekerja keras mengedukasi masyarakat, terutama di kamp-kamp pengungsian seperti Mudja di dekat Gunung Nyiragongo, tentang bagaimana mengidentifikasi gejala mpox dan langkah-langkah pencegahan yang harus dilakukan.
Pembatasan kontak dengan orang lain menjadi salah satu cara efektif untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Josephine Sirangunza, yang tinggal di kamp Mudja bersama lima anaknya, mengungkapkan kekhawatirannya.
BACA JUGA:Cegah Penyakit Cacar Monyet, Dokkes Polresta Bandar Lampung Berikan Penyuluhan dan Sosialisasi
“Penyakit ini membuat kami sangat takut bahwa kami semua akan sakit,” katanya.
Anak-anak dapat tertular mpox melalui kontak dekat dengan individu yang terinfeksi, termasuk anggota keluarga seperti saudara kandung atau orang tua.
Gejala yang paling umum pada anak-anak adalah munculnya ruam yang berkembang dari lesi makulopapular menjadi vesikel, pustula, dan akhirnya koreng.
Gejala lainnya meliputi demam, limfadenopati, sakit tenggorokan, dan sakit kepala, mirip dengan infeksi pada orang dewasa.