47 Anak Putus Sekolah, Disdikbud Pesisir Barat Minta Kesadaran Orang Tua

Rabu 14-06-2023,14:13 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan

PESBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mencatat sebanyak 47 anak usia sekolah baik tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupaten setempat putus sekolah.

Kadisdikbud Kabupaten Pesbar, Edwin Kastolani Burtha, S.H, M.P., mengatakan, berdasarkan data yang ada di tahun ajaran 2022/2023 bahwa untuk anak putus sekolah di Kabupaten Pesbar ini sebanyak 47 anak. 

Dengan rincian siswa tingkat SD ada 43 anak yang tersebar di tujuh Kecamatan dari 11 Kecamatan se-Kabupaten setempat.

“Untuk anak putus sekolah tingkat SD itu tersebar di Kecamatan Bangkunat sebanyak 22 anak, dan Kecamatan Pesisir Selatan ada dua anak,” katanya, Rabu 14 Juni 2023.

BACA JUGA:Hasil Babak 64 Besar WSL Krui Pro QS5000, Dua Peselancar Indonesia Melaju ke 32 Besar

Kemudian, lanjutnya, Kecamatan Ngambur sebanyak 13 anak, Ngaras dan Krui Selatan masing-masing terdapat dua anak, serta Kecamatan Karya Penggawa dan Pesisir Tengah masing-masing ada satu anak yang putus sekolah di tingkat SD tersebut.

Sedangkan, untuk tingkat SMP ada empat anak yang putus sekolah yakni tiga anak dari Kecamatan Bangkunat, dan satu anak berasal dari Kecamatan Lemong.

“Meski angka putus sekolah untuk tingkat SD dan SMP di Kabupaten Pesbar itu masih tergolong rendah, namun itu harus menjadi perhatian bersama terutama para orangtua siswa,” jelasnya.

Dijelaskan, beberapa faktor yang mempengaruhi angka putus sekolah itu bukan karena faktor ekonomi. 

BACA JUGA:Pekon Sukadamai Mulai Salurkan BLT DD Tahap ll

Karena dari pihak sekolah di Pesbar ini juga tidak ada kendala, artinya sekolah gratis, selain itu bantuan untuk siswa kurang mampu pun ada seperti dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ataupun bantuan sosial lainnya. Termasuk bantuan peralatan sekolah juga ada.

“Sehingga faktor siswa putus sekolah karena merupakan siswa kurang mampu itu tentu tidak seberapa berpengaruh terhadap alasan siswa putus sekolah,” tuturnya.

Namun, masih kata Edwin, yang terpenting yakni bagaimana kesadaran masyarakat terutama para orangtua tentang pentingnya pendidikan anak, dalam hal ini sekolah. 

Faktor lain juga terkadang anak-anak itu sendiri yang tidak ingin melanjutkan sekolah, karena salah satunya sibuk ikut bekerja seperti di kebun ataupun melaut dan pekerjaan lainnya yang menghasilkan secara ekonomi.

BACA JUGA:Ribuan Obat Kedaluwarsa di Lampung Barat Terdiri dari Antibiotik, Cairan Infus Hingga Vitamin

Kategori :