Satgas Investigasi Ulat di Sayur MBG SMAN 2 Liwa, Penyedia Diberi Teguran
Prosesi peresmian SPPG Pasarliwa oleh Sekkab Lambar Nukman didampingi Ketua Satgas MBG Drs Ahmad Hikami pekan lalu.-Foto Dok-
MEDIALAMPUNG.CO.ID — Satgas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kabupaten Lampung Barat bergerak cepat setelah muncul video yang memperlihatkan ulat hidup di menu sayuran MBG di SMA Negeri 2 Liwa.
Ketua Satgas MBG, Drs. Ahmad Hikami, memastikan bahwa temuan itu langsung direspons dengan investigasi lapangan dan rapat evaluasi bersama penyedia makanan.
Hikami mengungkapkan bahwa tim Satgas turun langsung ke SMA Negeri 2 Liwa pada Kamis (11 Desember 2025) untuk memastikan duduk perkara.
Setelah pemeriksaan di lokasi sekolah, Satgas kemudian menggelar rapat evaluasi bersama SPPG Pasar Liwa, penyedia menu pada hari kejadian.
BACA JUGA:Nanda Indira Diperiksa Kejati Lampung, Keluar Gedung Pidsus Tanpa Pengawalan
“Setelah investigasi di SMA Negeri 2 Liwa, kami langsung mengadakan rapat evaluasi di SPPG Pasar Liwa. Ini bentuk kelalaian, sehingga kami berikan teguran pertama,” ujar Hikami.
Ia menjelaskan bahwa penyajian sayur sebenarnya telah diatur dalam SOP, terutama untuk bahan segar yang berpotensi menyisakan ulat atau kotoran alami dari kebun.
“Kami sudah berkoordinasi dengan pimpinan Yayasan Genta Generasi Emas, Hi. Firman Yani. Dan sesuai SOP, sayuran segar sebelum dimasukkan ke ompreng harus dicuci air panas pakai garam. Tetapi mungkin karena jumlahnya ribuan, ada saja selipnya,” tuturnya.
Meski demikian, Hikami menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tidak mentolerir kelalaian sekecil apa pun dalam penyediaan makanan bagi siswa.
BACA JUGA:Bawa Sabu dan Ganja, Dua Pria Dibekuk Polsek Bengkunat Saat Patroli Dini Hari
“Pimpinan, dalam hal ini Pak Bupati, tidak bisa menerima kejadian seperti ini, walaupun hanya ulat. Ini bentuk kelalaian yang harus menjadi perhatian,” tegasnya.
Satgas memastikan evaluasi tidak berhenti pada teguran. Pengawasan akan diperketat di seluruh titik dapur SPPG guna memastikan Standar Operasional Prosedur (SOP) benar-benar dijalankan, mulai dari pencucian bahan makanan, proses pengolahan, hingga penyajian.
Hikami menegaskan bahwa makanan yang disajikan dalam program MBG harus benar-benar aman dan higienis karena menyangkut kesehatan ribuan siswa di Lampung Barat.
“Ini harus menjadi pembelajaran serius. Keamanan pangan adalah hal utama. SPPG harus lebih teliti agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




