Disway Awards

Menjejak Puncak Cartenz: Keajaiban Salju Abadi di Tanah Papua

Menjejak Puncak Cartenz: Keajaiban Salju Abadi di Tanah Papua

Puncak Cartenz-foto instagram@munadi_04-

BACA JUGA:Pesona Pantai Mawun, Surga Tersembunyi di Pelukan Perbukitan Lombok

Menaklukkan Cartenz bukan perkara mudah. Jalur pendakian paling populer dimulai dari Desa Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. 

Dari sini, pendaki menembus hutan hujan tropis yang lebat, menyeberangi sungai, dan melewati rawa-rawa dalam perjalanan menuju basecamp utama. 

Medan yang berat serta perubahan cuaca ekstrem menuntut stamina prima dan persiapan matang.

Pendakian ini memakan waktu hingga dua minggu dengan rute yang dipenuhi tanjakan curam dan kabut tebal. 

BACA JUGA:Tugu Khatulistiwa, Simbol Keberagaman di Pusat Bumi

Hujan bisa datang sewaktu-waktu, membuat jalur licin dan berbahaya. Alternatif lain adalah rute udara dengan helikopter yang mendarat di area basecamp dekat puncak. 

Namun sekalipun waktu tempuh lebih singkat, perjalanan menuju puncak tetap membutuhkan teknik panjat tebing yang mumpuni dan kondisi fisik yang kuat.

Di ketinggian empat ribu meter lebih, oksigen menipis dan suhu bisa jatuh hingga di bawah nol derajat. Inilah medan yang menguji ketangguhan mental dan fisik pendaki sejati.

Sekeliling Puncak Cartenz adalah surga keanekaragaman hayati. Taman Nasional Lorentz, rumah bagi flora dan fauna langka, menjadi salah satu kawasan konservasi terbesar di Asia Tenggara. 

BACA JUGA:Pulau Derawan, Permata Laut Kalimantan yang Menawan Dunia

Disinilah burung cenderawasih menari di antara pepohonan raksasa, sementara anggrek Papua bermekaran dengan warna mencolok di lereng pegunungan.

Mamalia endemik seperti beruang pohon Papua dan kuskus ekor panjang hidup berdampingan dengan berbagai spesies reptil dan serangga yang belum sepenuhnya diteliti. Alamnya masih liar dan alami—tempat di mana manusia hanya tamu sementara.

Pemerintah dan lembaga konservasi terus berupaya menjaga kelestarian taman nasional ini dari ancaman eksploitasi dan perubahan iklim. 

Di balik keindahan yang memukau, ada tanggung jawab besar untuk memastikan generasi mendatang masih bisa menyaksikan salju di atap Nusantara.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: