Negeri Seribu Megalit, Jejak Peradaban Prasejarah di Sumatera Selatan
Peninggalan megalitik di Lahat menjadi bukti peradaban manusia prasejarah di Sumatera Selatan-Foto Instagram@aad_mandar-
BACA JUGA:BK DPRD Bandar Lampung Gelar Sidang Etik Terbuka Besok, Nasib Tiga Dewan Dipertaruhkan
Jenis-Jenis Peninggalan Megalitik
Peninggalan megalitik di Sumatera Selatan, khususnya di Lahat, memiliki bentuk yang sangat beragam.
Salah satu yang paling umum adalah menhir, yaitu batu tegak yang diduga berfungsi sebagai simbol penghormatan kepada arwah leluhur atau tokoh yang dianggap penting.
Selain menhir, terdapat pula dolmen, yakni batu datar yang disangga oleh batu-batu lain dan sering dikaitkan dengan kegiatan ritual atau kepercayaan.
BACA JUGA:Kerupuk Rambak, Cita Rasa Gurih Khas Nusantara dari Olahan Kulit Sapi
Tidak hanya itu, ditemukan pula arca batu yang menggambarkan manusia, hewan, maupun bentuk simbolik lainnya.
Arca-arca tersebut menunjukkan kemampuan seni dan imajinasi masyarakat prasejarah yang cukup tinggi.
Salah satu peninggalan yang menarik perhatian adalah arca berbentuk gajah yang ditunggangi manusia di Situs Pulau Panggung.
Bentuk ini mengisyaratkan adanya makna simbolik yang berkaitan dengan kekuatan, kepemimpinan, atau kepercayaan tertentu.
BACA JUGA:Eva Dwiana Memulai Program Gerbek Sungai Bersama Brigif 4 Marinir di Bandar Lampung
Persebaran Situs Megalitik di Kabupaten Lahat
Situs-situs megalitik di Kabupaten Lahat tersebar di berbagai lokasi dengan karakteristik yang berbeda-beda. Beberapa situs yang dikenal antara lain Situs Tanjung Sirih, Situs Pulau Panggung, Situs Rindu Hati, Situs Tinggi hari, Situs Gunung Megang, Situs Kotaraya Lembak, serta kawasan Pagaralam dan Pagar gunung.
Setiap situs memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi bentuk artefak, ukuran batu, maupun pola pahatan.
Keanekaragaman ini menunjukkan bahwa kebudayaan megalitik di Lahat tidak bersifat tunggal, melainkan berkembang dalam berbagai variasi sesuai dengan kelompok masyarakat pendukungnya. Meski demikian, seluruh situs tersebut memiliki kesamaan dalam hal penggunaan batu besar sebagai media utama ekspresi budaya dan kepercayaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





