Simpolong Tattong: Gelung Bugis yang Menyimpan Nilai Keindahan dan Kekuatan
Simpolong tattong adalah bukti bahwa sebuah tatanan rambut bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan mendalam. Foto: Instagram@diyah_binu--
BACA JUGA:Tradisi Mappatabe: Warisan Kesopanan dari Bugis-Makassar
Filosofi Kehidupan di Balik Sanggul
Setiap detail simpolong tattong memiliki nilai filosofi.
Ia mengajarkan bahwa kecantikan sejati datang dari keseimbangan antara kelembutan dan kekuatan, antara keindahan fisik dan ketulusan hati.
Dalam prosesi pernikahan, penataan rambut ini menandai peralihan seorang gadis menuju kehidupan baru yang penuh tanggung jawab, sekaligus menegaskan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam menjaga keberlangsungan keluarga dan masyarakat.
BACA JUGA:Tradisi Pacu Jalur Mendunia: Sejarah dan Maknanya bagi Masyarakat Riau
Simpolong Tattong di Tengah Modernisasi
Perkembangan zaman membawa tantangan bagi pelestarian tradisi ini. Kini, penggunaan simpolong tattong lebih terbatas pada acara adat, sementara gaya rambut modern lebih sering dipilih karena praktis.
Meski begitu, tradisi ini tetap memiliki potensi besar untuk dihidupkan kembali, terutama dalam kegiatan pariwisata dan festival budaya.
Jika dikelola dengan baik, simpolong tattong dapat diperkenalkan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda Sulawesi Selatan. Pemerintah daerah, komunitas budaya, hingga generasi muda dapat berperan dalam melestarikannya, sehingga tradisi ini tidak hanya bertahan di lingkungan lokal, tetapi juga dikenal di tingkat nasional bahkan internasional.
BACA JUGA:Padusan di Boyolali: Ritual Penyucian Diri Menyambut Ramadan
Warisan yang Harus Dijaga
Simpolong tattong adalah bukti bahwa sebuah tatanan rambut bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan mendalam. Ia bukan hanya lambang kecantikan, tetapi juga perwujudan nilai spiritual, filosofi hidup, dan penghormatan terhadap perempuan.
Dengan melestarikan simpolong tattong, generasi masa kini dapat belajar bahwa keindahan tidak terletak pada rupa semata, melainkan juga pada kekuatan batin, tanggung jawab, dan kebijaksanaan.
Warisan budaya ini layak dijaga agar tetap hidup, tidak hanya sebagai tradisi pernikahan, tetapi juga sebagai inspirasi tentang bagaimana keindahan dan kekuatan bisa berjalan seiring.(*)
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




