Seba di Banten: Perjalanan Adat Suku Baduy yang Penuh Makna

Seba di Banten: Perjalanan Adat Suku Baduy yang Penuh Makna

Seba bukan hanya milik Suku Baduy, tetapi juga bagian dari identitas budaya Indonesia. - Foto:Instagram@adityafajarr--

BACA JUGA:RSJ Daerah Provinsi Lampung Satu-Satunya Wakil dalam Penilaian WBK Tahun 2025

Sebelum berangkat, peserta Seba mengenakan pakaian adat yang menjadi identitas mereka. Warga Baduy Dalam memakai baju putih sederhana dengan ikat kepala, sedangkan warga Baduy Luar menggunakan pakaian hitam atau biru tua. 

Barang bawaan mereka adalah hasil bumi seperti padi, umbi-umbian, madu hutan, dan buah-buahan. 

Semua dibawa dengan cara dipikul atau digendong menggunakan wadah tradisional yang terbuat dari bahan alami.

Selain membawa hasil bumi, mereka juga membawa hati yang tulus. Bagi Suku Baduy, perjalanan ini bukan hanya tentang menyerahkan panen, tetapi juga tentang menguatkan ikatan batin dengan pemimpin daerah.

BACA JUGA:Gelar Rembug Stunting, Kades Jatimulyo Harapkan Zero Stunting di Akhir Tahun

Setibanya di pusat pemerintahan, rombongan Baduy disambut oleh pihak pemerintah dan masyarakat setempat. 

Penyerahan hasil bumi dilakukan secara langsung dan menjadi momen yang penuh rasa hormat. 

Setelah itu, para tetua adat biasanya berbicara kepada pemimpin daerah untuk menyampaikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan, keamanan, dan kesejahteraan warga.

Meskipun berlangsung sederhana, suasana Seba selalu hangat dan sarat makna. Setiap orang yang terlibat merasakan adanya ikatan kekeluargaan antara rakyat dan pemimpin.

BACA JUGA:Pemprov Lampung Dukung Penuh Survei Seismik 2D untuk Perkuat Ketahanan Energi

Tradisi Seba mengandung filosofi yang dalam. Perjalanan jauh melambangkan keteguhan hati, kerja keras, dan kesabaran. Hasil bumi yang dibawa adalah simbol kesungguhan mereka mengolah tanah tanpa bantuan pupuk kimia atau mesin modern. 

Seba juga memperlihatkan nilai kebersamaan, di mana seluruh warga bekerja sama dan saling mendukung selama prosesi.

Nilai-nilai penting yang dapat diambil dari tradisi ini antara lain:

  • Kesederhanaan, yang tercermin dari cara hidup dan pakaian yang digunakan.
  • Kebersamaan, karena perjalanan dilakukan secara berkelompok.
  • Kerja keras, melalui proses bertani alami.
  • Pelestarian lingkungan, dengan cara bercocok tanam yang tidak merusak alam.
  • Penghormatan kepada pemimpin, sebagai bentuk menjaga hubungan harmonis.

BACA JUGA:Trik Aktifkan Dana Instan DANA, Pinjam Rp500 Ribu Tanpa Potongan

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: