Tradisi Unik Meruncingkan Gigi di Suku Mentawai, Sumatera Barat
Tradisi meruncingkan gigi di Suku Mentawai adalah salah satu dari sekian banyak kekayaan budaya Indonesia yang patut dihargai. Foto: Instagram@padangekspres--
MEDIALAMPUNG.CO.ID -Indonesia adalah negeri yang kaya akan keragaman budaya.
Dari Sabang sampai Merauke, terdapat ratusan suku bangsa dengan adat istiadat yang berbeda-beda.
Salah satu yang sangat menarik perhatian dunia adalah tradisi meruncingkan gigi yang berasal dari Suku Mentawai di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Tradisi tersebut telah diwariskan secara turun-temurun selama ratusan tahun dan menjadi salah satu simbol identitas masyarakat Mentawai.
BACA JUGA:32 Destinasi Wisata Bandung yang Wajib Masuk Daftar Liburan Anda
Makna di Balik Gigi Runcing
Bagi masyarakat Mentawai, gigi yang runcing bukan sekadar hiasan atau gaya. Bentuk gigi ini diyakini menambah kecantikan seorang perempuan dan membuatnya terlihat lebih menarik.
Dalam pandangan mereka, gigi runcing melambangkan keanggunan, kesempurnaan, dan daya tarik yang kuat. Lebih dari itu, gigi yang diruncingkan juga menjadi penanda bahwa seorang perempuan telah beranjak dewasa.
Proses peruncingan gigi biasanya dilakukan pada perempuan yang dianggap sudah cukup umur dan siap memasuki tahap kehidupan yang lebih matang. Setelah melewati prosesi ini, seorang perempuan dianggap pantas memikul tanggung jawab baru, termasuk dalam urusan rumah tangga dan kehidupan sosial.
BACA JUGA:Pesona Gerbang Sumatera yang Memanggil Jiwa Petualang
Proses yang Penuh Tantangan
Meruncingkan gigi bukanlah hal yang mudah, apalagi proses tersebut dilakukan tanpa bantuan teknologi modern ataupun obat bius.
Alat yang digunakan hanyalah peralatan sederhana seperti pisau kecil ataupun alat kikis dari logam. Gigi akan digerus sedikit demi sedikit sampai membentuk ujung yang runcing.
Proses tersebut tentu menimbulkan rasa sakit luar biasa. Namun, bagi masyarakat Mentawai, rasa sakit tersebut justru memiliki makna penting.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





