Pakaian Adat Suku Asmat: Cerminan Harmoni dengan Alam Papua

Pakaian Adat Suku Asmat: Cerminan Harmoni dengan Alam Papua

Pakaian adat Suku Asmat merupakan bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang tak ternilai. Foto: Instagram@wikeafrillia--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Papua adalah tanah yang kaya akan keanekaragaman budaya, salah satunya tercermin dalam kehidupan masyarakat Suku Asmat. 

Terkenal dengan seni ukirnya yang mendunia, Suku Asmat juga memiliki keunikan lain dalam bentuk pakaian tradisional. 

Busana mereka bukan sekadar pelindung tubuh, melainkan bagian dari identitas budaya dan simbol kedekatan dengan alam.

Perempuan Asmat mengenakan pakaian yang dibuat dari bahan alami, terutama daun sagu. 

BACA JUGA:Mars Ega Resmi Pimpin Pertamina Patra Niaga, Ini Susunan Direksi Terbarunya

Daun-daun ini terlebih dahulu dikeringkan, kemudian dirangkai menjadi rok berbentuk rumbai. 

Rok tersebut menjadi pakaian utama perempuan dan biasanya dikenakan dalam berbagai upacara adat atau kegiatan tradisional.

Selain rok, perempuan juga memakai penutup kepala yang dihiasi dengan bulu burung dari hutan Papua. 

Tampilan ini menciptakan kesan anggun dan sakral, sekaligus menggambarkan rasa hormat terhadap alam dan hewan yang dianggap keramat. 

BACA JUGA:Sidang Paripurna DPR Bahas Laporan APBN 2024, Hadir 316 Anggota Dewan

Warna-warna alami serta desain yang sederhana memperkuat kesan estetika tradisional yang kuat.

Pakaian laki-laki Asmat pada umumnya terdiri dari kain atau rumbai yang dikenakan di bagian pinggang. 

Salah satu ciri khas utama adalah koteka, sebuah penutup alat kelamin yang terbuat dari bahan tumbuhan seperti batang pisang atau labu hutan yang dikeringkan. 

Pemakaian koteka tidak hanya berfungsi sebagai penutup, tetapi juga memiliki arti simbolik dalam kehidupan sosial.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: