Salude: Alat Musik Tradisional Minahasa yang Mulai Terlupakan

Salude: Alat Musik Tradisional Minahasa yang Mulai Terlupakan

Salude adalah simbol kearifan lokal masyarakat Minahasa dan Sangihe. Foto: Instagram@perpekmedia--

BACA JUGA:Batik Pekalongan: Warisan Budaya Penuh Warna dari Pesisir Jawa

Agar salude tidak benar-benar hilang dari budaya Indonesia, perlu adanya usaha nyata dari berbagai pihak. 

Pemerintah daerah, tokoh adat, komunitas seni, dan lembaga pendidikan bisa berkolaborasi untuk menghidupkan kembali keberadaan alat musik ini.

Beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan antara lain:

  1.  Mengadakan pelatihan membuat dan memainkan salude di sekolah atau sanggar seni.
  2.  Menjadikan salude sebagai materi dalam pelajaran budaya lokal.
  3.  Menampilkan salude dalam pertunjukan seni di tingkat daerah maupun nasional.
  4.  Menggunakan salude dalam musik modern sebagai bentuk inovasi budaya.

BACA JUGA:Cerita Legenda Danau Kaco dari Jambi

Promosi melalui media sosial juga bisa menjadi cara efektif untuk mengenalkan salude kepada generasi muda. 

Dengan kemasan yang kreatif dan menarik, alat musik ini bisa kembali diminati bahkan di luar daerah asalnya.

Salude adalah simbol kearifan lokal masyarakat Minahasa dan Sangihe. Lebih dari sekadar alat musik, ia merupakan bagian dari sejarah dan jati diri bangsa. 

Keunikan bentuk, cara memainkan, serta nilai budaya yang melekat padanya menjadikan salude layak untuk dijaga dan dilestarikan.

BACA JUGA:Tari Atoni Meto: Tarian Kreasi Baru yang Menjaga Tradisi Suku Dawan

Melestarikan salude bukan hanya soal mempertahankan benda fisik, tetapi juga menjaga nilai-nilai luhur yang ada di baliknya. 

Sudah saatnya kita semua memberi ruang bagi alat musik tradisional untuk tetap hidup di tengah masyarakat modern, agar keberagaman budaya Indonesia tetap lestari sepanjang zaman.(*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: