Salude: Alat Musik Tradisional Minahasa yang Mulai Terlupakan

Salude: Alat Musik Tradisional Minahasa yang Mulai Terlupakan

Salude adalah simbol kearifan lokal masyarakat Minahasa dan Sangihe. Foto: Instagram@perpekmedia--

BACA JUGA:Dogdog Lojor: Warisan Alat Musik Tradisional dari Banten Selatan

Salude dibuat secara manual oleh para pengrajin yang memahami betul karakteristik bambu sebagai bahan utama. 

Pemilihan bambu tidak bisa sembarangan, karena jenis, usia, dan kualitasnya sangat mempengaruhi suara yang dihasilkan. 

Setelah dipilih, bambu dibersihkan, dipotong, lalu dilubangi pada bagian tertentu untuk membentuk ruang resonansi.

Dawai yang digunakan berasal dari lapisan kulit tipis bambu. Proses pemasangan dawai dilakukan dengan cermat agar menghasilkan tegangan yang tepat untuk menghasilkan nada. 

BACA JUGA:Dinamika Kecantikan dan Tradisi Kota Semarang yakni: Tari Rancak Denok

Setelah selesai, salude biasanya dihaluskan menggunakan alat sederhana seperti amplas, dan kadang dihiasi dengan motif khas daerah sebagai penambah estetika.

Pembuatan salude membutuhkan ketelatenan dan pengalaman. Sayangnya, keterampilan ini kini hanya dimiliki oleh segelintir orang tua, karena kurangnya minat generasi muda untuk mempelajarinya.

Seiring berjalannya waktu, salude semakin jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. 

Generasi muda lebih tertarik pada alat musik modern yang dianggap lebih praktis dan sesuai dengan tren masa kini. Akibatnya, jumlah pemain dan pembuat salude terus menurun.

BACA JUGA:Tari Kubu: Cerminan Kehidupan dan Kearifan Suku Pedalaman Jambi

Selain itu, minimnya dukungan dari pemerintah dan lembaga budaya turut menjadi kendala. 

Kurangnya promosi serta jarangnya diadakan pelatihan atau pertunjukan yang menampilkan salude membuat masyarakat, bahkan di daerah asalnya, menjadi asing terhadap alat musik ini.

Globalisasi dan arus budaya luar juga menjadi faktor yang menyebabkan nilai-nilai tradisional mulai terpinggirkan. 

Ketika alat musik asing dengan cepat mendapat tempat dalam kehidupan masyarakat, alat musik tradisional seperti salude harus berjuang untuk tetap bertahan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: