Bambu Gila: Permainan Tradisional Bernuansa Mistis dari Maluku

Bambu Gila: Permainan Tradisional Bernuansa Mistis dari Maluku

Bambu Gila adalah wujud nyata kekayaan budaya Indonesia yang bukan hanya menarik dari segi visual, tetapi juga kaya akan filosofi dan nilai-nilai spiritual. Foto: Instagram@pejalan_halbar_--

BACA JUGA:Festival Krakatau: Simfoni Budaya dan Pariwisata Lampung yang Memikat Dunia

Bambu ini lalu diberi perlakuan khusus, seperti diikat kain merah pada kedua ujungnya dan dijaga dengan hati-hati seolah memiliki jiwa.

Pemilihan bambu dan perlakuan terhadapnya menunjukkan bahwa permainan ini sarat akan simbolisme. 

Kain merah melambangkan keberanian dan perlindungan, sementara panjang dan berat bambu menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain.

Permainan dimulai setelah pawang menyelesaikan seluruh proses pemanggilan kekuatan gaib. Para pemain—biasanya tujuh orang atau lebih—berdiri berjejer dan memeluk bambu dari sisi samping. 

BACA JUGA:Gamolan Pekhing: Instrumen Musik Bambu Khas Lampung yang Mendunia

Tugas mereka adalah menahan gerakan bambu yang mulai bergerak secara tidak menentu.

Begitu pawang mengucap mantra, bambu akan bergerak seolah memiliki nyawa sendiri. Ia bisa melonjak, mendorong ke kanan dan ke kiri, bahkan memutar.

Para pemain dituntut untuk kuat secara fisik dan mental karena gerakan bambu bisa sangat liar. Biasanya, semakin cepat iringan musik yang dimainkan, semakin kuat pula pergerakan bambu.

Permainan akan berakhir ketika pawang memutuskan untuk menghentikan mantra. Saat itu, gerakan bambu akan perlahan-lahan melambat dan akhirnya berhenti, menandai selesainya ritual permainan.

BACA JUGA:Tari Boboko Mangkup: Simbol Ketahanan Pangan dalam Balutan Gerak Seni Sunda

Hanya orang-orang yang telah dipilih dan dianggap layak secara spiritual yang bisa ikut bermain. Para pemain umumnya pria dewasa yang mengenakan busana khusus berupa celana dan ikat kepala berwarna merah, serta bertelanjang dada. 

Hal ini menunjukkan kesakralan permainan dan simbol kesiapan menerima energi spiritual yang hadir dalam permainan tersebut.

Warna merah yang mendominasi busana pemain tidak hanya untuk estetika, tetapi juga dipercaya sebagai pelindung dari gangguan roh jahat. 

Seluruh aspek visual dan ritual menunjukkan bahwa permainan ini memiliki dimensi lebih dalam daripada sekadar permainan rakyat.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: