Gamolan Pekhing: Instrumen Musik Bambu Khas Lampung yang Mendunia

BACA JUGA:Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Bahkan beberapa kelompok telah tampil di ajang seni tingkat nasional maupun internasional, membuktikan bahwa gamolan mampu menjadi duta budaya Lampung di pentas global.

Perjalanan gamolan dari instrumen sakral hingga alat musik kontemporer menunjukkan kemampuan budaya tradisional untuk tetap relevan. 

Gamolan Pekhing menjadi bukti bahwa warisan leluhur tidak harus diam di masa lalu, tetapi bisa tumbuh dan berkembang bersama perubahan zaman. 

Kolaborasi, inovasi, serta pendidikan yang berkesinambungan adalah menjadi kunci dalam keberhasilan untuk menjaga kelestarian budaya. 

BACA JUGA:Warisan Budaya Melayu yang Menyala di Jambi: Festival Payung Api

Musik yang dihasilkan gamolan tidak hanya menyenangkan telinga, tetapi juga membawa pesan tentang harmoni dengan alam, kesederhanaan, serta pentingnya menjaga akar budaya di tengah arus modernisasi. 

Nilai-nilai ini sangat relevan untuk generasi masa kini yang hidup di tengah gempuran budaya asing dan arus globalisasi yang cepat.

Melihat perkembangan saat ini, masa depan gamolan tampak cerah. Dukungan dari berbagai pihak—baik pemerintah, seniman, maupun masyarakat—menjadi fondasi kuat untuk terus menghidupkan alat musik ini. 

Keterlibatan generasi muda juga memberikan harapan besar bahwa Gamolan Pekhing tidak hanya akan bertahan, tetapi bisa tumbuh menjadi ikon budaya yang lebih besar.

BACA JUGA:Legenda Pengorbanan Seorang Ibu dari Tanah Gayo, Atu Belah Atu Bertangkup

Dengan terus diperkenalkan melalui festival, pertunjukan seni, media sosial, hingga pendidikan formal, Gamolan Pekhing akan tetap bergema. 

Ia tidak hanya akan menjadi kebanggaan masyarakat Lampung, tetapi juga menjadi bagian dari mozaik budaya Indonesia yang kaya dan beragam.(*)

Sumber: