Warisan Budaya Melayu yang Menyala di Jambi: Festival Payung Api

Festival Payung Api merupakan cerminan dari kekuatan budaya yang terus menyala, meski zaman terus berubah. - Foto: Instagram@tv.melayu --
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di malam yang hangat di tepi Sungai Batanghari, suasana Kuala Tungkal, Jambi, berubah menjadi panggung budaya yang penuh warna.
Di lokasi bernama Laman Rangkayo Rajo Laksamana, masyarakat berkumpul untuk menyaksikan Festival Payung Api, sebuah acara budaya yang tak hanya menghibur, tapi juga sarat makna.
Festival ini merupakan bagian dari perhelatan budaya besar bernama Kenduri Swarnabhumi yang bertujuan mengangkat kembali kearifan lokal masyarakat Melayu di Jambi.
Payung api merupakan payung tradisional khas Melayu yang dihiasi dengan lilin menyala di sekeliling rangkanya.
BACA JUGA:KUR BRI Rp10 Juta Tenor 5 Tahun Jadi Jalan Keluar Permodalan UMKM di 2025
Dalam budaya Melayu, benda ini bukan sekadar alat penerang, melainkan memiliki makna yang dalam. Payung melambangkan perlindungan, sementara api atau cahaya dari lilin mencerminkan semangat hidup yang tidak boleh padam.
Kombinasi keduanya memberi pesan kuat tentang harapan, semangat, dan kekuatan dalam menghadapi kehidupan.
Dahulu, payung api digunakan dalam berbagai upacara adat seperti pernikahan, untuk menerangi jalan dan memberikan nuansa sakral.
Kini, meski tidak lagi digunakan secara fungsional, simbolisme dan nilainya tetap dipertahankan melalui pertunjukan seni.
BACA JUGA:BYD Luncurkan SUV Mewah Fang Cheng Bao Tai 7: Tampil Gagah, Fitur Canggih, Harga Ramah Kantong
Festival ini bukan sekadar menampilkan ulang warisan budaya, tapi juga memperbaruinya agar lebih dekat dengan generasi sekarang.
Elemen tradisional seperti malam tari inai dan pertunjukan syair khas Melayu dikemas ulang dalam bentuk modern, seperti tarian yang dirancang ulang oleh para seniman muda lokal.
Mereka menghadirkan pertunjukan dengan tata cahaya, musik, dan gerakan tari yang tetap setia pada akar budayanya, tapi disampaikan dengan gaya yang segar dan atraktif.
Perpaduan ini menjadikan festival bukan hanya nostalgia masa lalu, tapi juga langkah maju dalam pelestarian budaya yang dinamis dan relevan dengan zaman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: