Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Tari Indang bukan hanya tarian rakyat biasa. Ia adalah wujud nyata dari perpaduan budaya lokal dengan nilai spiritual yang tinggi. Foto: Instagram@marlianil485--

MEDIALAMPUNG.CO.ID   -Tari Indang merupakan salah satu bentuk seni pertunjukan tradisional yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat Minangkabau, khususnya di daerah Pariaman, Sumatra Barat. 

Tarian ini bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga menjadi media penyampaian nilai-nilai keislaman yang kental dengan nuansa lokal. 

Melalui gerakan yang energik, iringan musik yang khas, dan lantunan syair religius, Tari Indang menjadi simbol kekayaan budaya sekaligus spiritualitas masyarakat setempat.

Sejarah Tari Indang tak bisa dipisahkan dari peran penting seorang tokoh Islam yang berpengaruh di Sumatra Barat, yaitu Syekh Burhanuddin. 

BACA JUGA:Legenda Pengorbanan Seorang Ibu dari Tanah Gayo, Atu Belah Atu Bertangkup

Ia dikenal sebagai penyebar agama Islam di Pariaman pada abad ke-17 dan memiliki banyak murid setia. 

Para muridnya, yang disebut sebagai Rapa’i, kemudian menciptakan tarian sebagai bagian dari kegiatan dakwah mereka. 

Oleh karena itu, nama alat musik yang menjadi ciri khas tari ini—gendang kecil berbentuk bulat—disebut gendang Rapa’i.

Awalnya, Tari Indang ditampilkan sebagai media syiar Islam, di mana gerakan-gerakan tari dipadukan dengan syair-syair Islami yang dilantunkan oleh seorang syekh.

BACA JUGA:Gambus: Alat Musik Warisan Budaya Melayu dengan Akar Timur Tengah

Dalam perkembangan selanjutnya, tari ini juga digunakan dalam upacara keagamaan dan adat, terutama pada peringatan Tabuik yang digelar setiap tanggal 10 Muharram sebagai bentuk penghormatan terhadap cucu Nabi Muhammad SAW yang wafat dalam peristiwa Karbala.

Tari Indang umumnya dibawakan oleh sekelompok penari, terdiri dari pemuda dan pemudi dalam jumlah genap, seperti sepuluh orang. 

Mereka tampil mengenakan busana adat khas Pariaman yang berwarna cerah dan bernuansa Melayu. 

Dalam pementasannya, para penari duduk berbaris dan melakukan gerakan yang seragam dan teratur, menonjolkan kekompakan serta keharmonisan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: