Ngumbai Atakh: Warisan Doa dan Kebersamaan dari Pesisir Barat Lampung
Ngumbai Atakh adalah bagian dari kehidupan masyarakat agraris di Pesisir Barat yang menggabungkan unsur spiritual dan sosial dalam satu kesatuan. - Foto: dok--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kabupaten Pesisir Barat di Provinsi Lampung menyimpan sebuah tradisi unik yang masih dilestarikan hingga kini, yaitu Ngumbai Atakh.
Tradisi ini merupakan bentuk doa bersama yang rutin dilaksanakan masyarakat menjelang musim haji setiap tahunnya.
Lebih dari sekadar upacara keagamaan, Ngumbai Atakh merefleksikan nilai-nilai syukur, harapan, dan semangat kebersamaan yang hidup dalam komunitas lokal.
Masyarakat Pesisir Barat yang sebagian besar bekerja sebagai petani dan pekebun memiliki keyakinan kuat bahwa hasil bumi mereka bergantung tidak hanya pada kerja fisik, tetapi juga restu dari Tuhan.
BACA JUGA:Penggunaan Parfum dan Lotion Bisa Ganggu ‘Perisai Kimia’ Alami Tubuh
Karena itulah, kegiatan doa bersama ini muncul sebagai bagian dari cara mereka memohon berkah dan perlindungan terhadap ladang dan tanaman mereka.
Tradisi ini bukan hanya ritual ibadah, melainkan juga sarana untuk memperkuat relasi sosial. Dengan berkumpul dan berdoa bersama, hubungan antarwarga menjadi lebih akrab dan solid.
Kegiatan Ngumbai Atakh umumnya diadakan pada awal bulan Dzulhijjah, saat masyarakat Muslim mempersiapkan ibadah haji.
Pemilik kebun atau lahan pertanian biasanya menjadi inisiator kegiatan. Mereka mengundang pemuka agama dan warga sekitar untuk berkumpul dan bersama-sama melantunkan doa.
BACA JUGA:Tips Menyimpan Buah Potong di Kulkas agar Tetap Segar dan Awet
Doa biasanya dilakukan langsung di lokasi pertanian, baik itu kebun maupun ladang. Doa-doa yang dibacakan murni bersumber dari ajaran agama, tanpa unsur kepercayaan mistik atau persembahan tertentu.
Fokus utama dari doa tersebut adalah memohon keberkahan hasil bumi, keselamatan dalam bekerja, serta harapan akan musim tanam yang baik.
Lebih dari aspek religius, Ngumbai Atakh juga memperkuat struktur sosial masyarakat. Momen ini menjadi ajang bagi warga untuk bersilaturahmi, saling membantu, dan mempererat kebersamaan.
Segala bentuk persiapan, seperti pengumpulan makanan hingga pengaturan tempat, dilakukan secara gotong royong.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




