Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Tari Indang: Tradisi Islami yang Hidup dalam Gerak Budaya Pariaman

Tari Indang bukan hanya tarian rakyat biasa. Ia adalah wujud nyata dari perpaduan budaya lokal dengan nilai spiritual yang tinggi. Foto: Instagram@marlianil485--

BACA JUGA:Kerajinan Tangan Kalimantan Timur: Menjaga Tradisi di Tengah Arus Zaman

Gerakan pada Tari Indang didominasi oleh hentakan tangan dan juga kaki, berpindah-pindah arah dengan lincah dan tetap mengikuti irama musik yang ritmis. 

Gerakan tersebut mengingatkan pada Tari Saman dari Aceh, namun memiliki kekayaan variasi gerakan dan penggunaan alat musik sebagai pembeda utama. 

Penambahan properti gendang Rapa’i memberikan dimensi bunyi yang kuat dan menjadi pusat ritme tarian.

Selama pertunjukan berlangsung, terdengar lantunan syair yang dinyanyikan oleh seorang pemimpin (syekh) dengan irama yang mendayu. 

BACA JUGA:Lambang Ketangguhan Perempuan Lahat Lintasan Sejarah adalah Tari Gegerit

Syair-syair ini mengandung pesan moral, nasihat, dan pujian kepada Rasulullah, disampaikan dalam bahasa Minang yang puitis dan menyentuh. Inilah yang menjadikan Tari Indang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik.

Musik dalam Tari Indang memiliki karakteristik tersendiri. Selain gendang Rapa’i, terdapat pula alat musik tradisional lainnya seperti marwas, kecrek, dan biola. 

Perpaduan alat musik ini menghasilkan irama yang dinamis dan menghidupkan suasana pementasan. Musik yang dimainkan biasanya bernuansa ceria namun sarat nilai spiritual.

Setiap tabuhan dan nada seolah menjadi pengantar pesan-pesan luhur yang dibawa dalam syair. Bagi penonton, perpaduan ini menciptakan pengalaman yang bukan sekadar menonton pertunjukan, melainkan merasakan kedalaman nilai-nilai budaya dan agama secara bersamaan.

BACA JUGA:Siput Ekor Kera: Sanggul Tradisional Riau yang Sarat Makna

Di masa lalu, Tari Indang memiliki fungsi utama sebagai media dakwah dalam lingkungan pesantren dan surau. Namun kini, fungsi tersebut berkembang lebih luas. 

Tarian ini sering dipertunjukkan dalam berbagai acara resmi, seperti penyambutan tamu kehormatan, festival kebudayaan, hingga perayaan pernikahan atau pengangkatan penghulu.

Keberadaan Tari Indang tersebut menjadi cerminan karakter masyarakat Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai adat serta agama. 

Dalam falsafah hidup orang Minang disebutkan: adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah, yang berarti adat istiadat didasari oleh syariat Islam, dan syariat bersumber dari Al-Qur'an. Tari Indang merupakan salah satu bentuk nyata penerapan falsafah dalam kehidupan bermasyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: