Sinar Matahari Pagi Bantu Atasi Lelah Meski Tidur Sudah Cukup

Sinar Matahari Pagi Bantu Atasi Lelah Meski Tidur Sudah Cukup

Sinar matahari pagi bantu atur jam biologis dan kurangi rasa lelah setelah tidur-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Banyak orang merasa lelah dan tidak segar meskipun sudah tidur cukup selama tujuh hingga delapan jam setiap malam. Kondisi ini sering menimbulkan pertanyaan: apakah durasi tidur cukup menjamin kualitas istirahat? Ternyata, tidak. 

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kualitas bangun tidur tidak hanya ditentukan oleh lamanya tidur, tetapi juga oleh sinyal alami yang diterima tubuh—salah satunya adalah cahaya pagi dari sinar matahari.

Sebuah studi dari Osaka Metropolitan University, Jepang, mengungkap manfaat mengejutkan dari paparan sinar matahari menjelang waktu bangun. 

Peneliti menemukan bahwa terpapar cahaya alami sekitar 20 menit sebelum terjaga dapat membantu tubuh bangun dalam kondisi yang lebih segar, lebih berenergi, dan lebih siap menjalani hari.

BACA JUGA:Studi Global: Indonesia Jadi Negara Paling Sejahtera di Dunia, Ungguli AS dan Jepang

Temuan ini memperkuat pentingnya peran cahaya pagi dalam mengatur ritme sirkadian atau jam biologis tubuh. Ritme ini mengontrol berbagai fungsi tubuh, termasuk siklus tidur dan bangun. 

Ketika tubuh menerima sinyal cahaya di waktu yang tepat, sistem biologis merespons dengan cara yang lebih alami dan efisien.

Konsep ini dikenal sebagai dawn simulation atau simulasi fajar, yaitu metode di mana cahaya meningkat secara perlahan seperti matahari terbit. 

Metode ini telah digunakan dalam beberapa perangkat bangun tidur berbasis cahaya buatan, dengan tujuan membangunkan tubuh secara bertahap, bukan mendadak seperti alarm suara.

BACA JUGA:RI dan Negara-Negara ASEAN Siap Tinggalkan Dolar AS, Nexus Jadi Kunci Pembayaran Lintas Batas

Namun, penggunaan cahaya buatan memiliki keterbatasan. Posisi tidur yang berubah-ubah bisa membuat penyebaran cahaya tidak merata ke mata atau wajah. Inilah alasan mengapa efektivitasnya tidak selalu konsisten.

Sebaliknya, cahaya matahari pagi yang masuk alami melalui jendela bisa menjadi alternatif yang efektif dan murah. Membuka tirai sebelum tidur memungkinkan cahaya matahari masuk secara perlahan di pagi hari, memberikan sinyal alami kepada tubuh untuk bersiap bangun.

Meski demikian, tidak semua orang dapat menerapkan metode ini karena adanya polusi cahaya dari luar, seperti lampu jalan atau gedung tinggi. Hal ini bisa mengganggu kualitas tidur malam. 

Beberapa orang menyiasatinya dengan menggunakan tirai otomatis yang terbuka perlahan menjelang pagi hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: