Sinar Matahari Pagi Bantu Atasi Lelah Meski Tidur Sudah Cukup

Sinar Matahari Pagi Bantu Atasi Lelah Meski Tidur Sudah Cukup

Sinar matahari pagi bantu atur jam biologis dan kurangi rasa lelah setelah tidur-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-

BACA JUGA:Resep Tahu Penyet Sambal Kecap: Enak, Murah, dan Gampang Banget Dibuat!

Penelitian ini melibatkan 19 partisipan berusia 20 hingga 30 tahun yang tidur di ruang simulasi kamar tidur dengan satu jendela menghadap ke timur. Tiga kondisi paparan cahaya diuji:

1. Cahaya alami masuk selama 20 menit sebelum waktu bangun.

2. Cahaya alami masuk sejak matahari terbit hingga waktu bangun.

3. Tidak ada paparan cahaya alami sama sekali.

BACA JUGA:Resep Camilan Ubi Ungu Tanpa Tepung: Simpel, Sehat, dan Kaya Rasa

Tirai jendela dikendalikan secara otomatis agar terbuka perlahan dan memungkinkan cahaya masuk secara bertahap. Setelah bangun, peserta diminta melaporkan rasa kantuk dan kelelahan. 

Peneliti juga menggunakan EEG untuk mengukur aktivitas otak dan EKG untuk memantau detak jantung sebagai data objektif.

Hasil menunjukkan bahwa kelompok yang mendapat paparan cahaya selama 20 menit menjelang bangun merasa lebih segar, lebih fokus, dan lebih siap memulai aktivitas. 

Sebaliknya, kelompok yang terpapar cahaya sejak dini hari justru mengalami gangguan tidur karena cahaya datang terlalu awal.

BACA JUGA:BRI Salurkan Kredit Mikro Rp632,22 Triliun: Penggerak Ekonomi Kerakyatan dari Desa ke Kota

Para peneliti menjelaskan bahwa tubuh lebih mampu beradaptasi ketika cahaya diterima menjelang waktu bangun. 

Cahaya pagi bertindak sebagai penanda biologis bahwa waktu tidur hampir selesai, sehingga tubuh bisa bersiap secara perlahan tanpa ‘kejutan’ seperti saat dibangunkan oleh alarm.

Menurut Daisuke Matsushita, peneliti utama sekaligus ahli dalam desain lingkungan tempat tinggal, hasil ini membuka peluang baru dalam merancang ruang hunian yang lebih selaras dengan ritme biologis manusia. 

Ia berharap ke depan, teknologi dan desain arsitektur dapat mendukung paparan cahaya alami yang optimal berdasarkan musim dan pola tidur masing-masing individu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: