Lidia Thorpe: 'Kau Bukan Rajaku', Kunjungan Raja Charles ke Australia Dinilai Simbol Kolonialisme
Senator Aborigin Lidia Thorpe menentang kehadiran Raja Charles III di Parlemen Australia-instagram@senatorthorpe-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Raja Charles III dan Ratu Camilla mengunjungi Gedung Parlemen Australia di Canberra setelah Raja Inggris tersebut menyampaikan pidatonya pada Senin, 21 Oktober 2024.
Namun, kunjungan tersebut disambut dengan teriakan lantang dari seorang senator independen, Lidia Thorpe, yang mengatakan, “Kau bukan rajaku,” dari bagian belakang ruangan.
Thorpe, yang merupakan penduduk Aborigin Australia dari suku DjabWurrung Gunnai Gunditjmara, memprotes kehadiran sang raja dengan permintaan agar tanah mereka dikembalikan.
Raja Inggris tersebut, dalam pidatonya, mengakui keberadaan penduduk pribumi Australia yang telah hidup di tanah tersebut selama ribuan tahun sebelum kedatangan pemukim Inggris lebih dari 230 tahun lalu.
Ia menyatakan bahwa dirinya telah banyak belajar dari kisah dan budaya masyarakat First Nations Australia, yang memperkaya pengalamannya.
Namun, bagi banyak penduduk asli Australia, kunjungan ini merupakan simbol kolonialisme yang terus berlangsung.
BACA JUGA:Serangan Drone Menghantam Rumahnya, Netanyahu Ancam Balik Hizbullah
Sejarah Kelam Kolonialisme Inggris di Australia
Kehadiran bangsa Inggris di Australia menyebabkan pembantaian massal terhadap penduduk asli Aborigin di ratusan lokasi hingga 1930-an.
Hingga kini, keturunan masyarakat asli tersebut masih merasakan dampak dari rasisme dan diskriminasi sistemik.
Australia sendiri masih menjadi bagian dari Persemakmuran Inggris dengan Raja Charles sebagai kepala negaranya.
Perjuangan untuk kedaulatan dan pengakuan resmi dari kerajaan Inggris terus berlanjut, terutama di antara para aktivis seperti Lidia Thorpe, yang telah lama menuntut adanya perjanjian formal antara masyarakat asli dan Kerajaan Inggris.
Thorpe tidak asing dengan kontroversi seputar monarki Inggris.
Pada tahun 2022, saat upacara pengambilan sumpahnya, Thorpe merujuk pada Ratu Elizabeth II sebagai “Yang Mulia Sang Kolonialis” dan diminta untuk mengulang sumpahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: