Anemia Pada Remaja Berbahaya? Cegah dengan Makanan Gizi Seimbang

Anemia Pada Remaja Berbahaya? Cegah dengan Makanan Gizi Seimbang

Ilustrasi Anemia-freepik.com@jcomp-

Briliana Setyorini (mahasiswa Universitas Esa Unggul Jakarta)

 

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita sampai usia lanjut, dan salah satunya adalah remaja putri atau rematri. 

Rematri rentan menderita anemia karena banyak kehilangan darah pada saat menstruasi, nah rematri yang menderita anemia ini akan beresiko mengalami anemia pada saat hamil. 

Hal ini akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan serta berpotensi menimbulkan komplikasi kehamilan dan persalinan, bahkan menyebabkan kematian ibu dan anak.

Menurut WHO (2011) terdapat sebanyak 2 miliar orang di dunia yang mengalami anemia, dengan sekitar 50% anemia disebabkan kekurangan zat besi

BACA JUGA:Direktur Perumda Limau Kunci Evaluasi Kinerja Karyawan Kontrak dan THLS

Hasil data Riskesdas tahun 2018 menunjukan prevalensi kejadian anemia di Indonesia 48,9% dengan penderita anemia berumur 15-24 tahun sebesar 84,6%.

Tapi sebenarnya apasih anemia itu? Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal. 

Nah, sedangkan hemoglobin itu adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan tubuh.

Kalau begitu, bagaimana agar kita tahu jika sedang mengalami anemia? Nah untuk memastikan apakah seseorang menderita anemia dan/atau kekurangan gizi besi perlu pemeriksaan darah di laboratorium. 

BACA JUGA:Pengamanan Pemilu 2024, Kapolda Lampung Cek Kendaraan Dinas Polri

Menurut WHO tahun 2011 menyebutkan kalau Rematri dan WUS menderita anemia bila kadar hemoglobin darah menunjukkan nilai kurang dari 12 g/dL.

Selain dengan tes lab, kita juga bisa merasakan gejala anemia yaitu 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai), disertai sakit kepala dan pusing (“kepala muter”), mata berkunang-kunang, mudah mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: