Petugas Jelaskan Hasil Pengecekan Pembunuhan Kayu di HKm Giham

Petugas Jelaskan Hasil Pengecekan Pembunuhan Kayu di HKm Giham

--

BACA JUGA:BPKAD Pesisir Barat Minta OPD Aktif Bayar Pajak Randis

Sebelumnya Kepala Unit (Kanit) Polhut Lambar Drs Bambang Irawan mengatakan pembunuhan pohon di HKm merupakan tindakan yang menyalahi, mengingat pemerintah memberikan kewenangan pengelolaan hutan untuk menghasilkan guna kesejahteraan masyarakat tapi tidak merusak fungsi hutan. 

Salah satunya penebangan atau pengrusakan pohon kayu besar. 

Hanya saja dalam menyikapi hal itu, Bambang akan berkoordinasi dengan Kepala Resort Register 44 B, Agus Budi dan akan menyampaikan dengan Kepala KPH Liwa Lampung Barat Sastra Wijaya.  

"Kita juga akan melakukan pemanggilan kepada pengelola HKm dan Ketua Hamparan Karya Usaha Sutiono dan warga pengelola Sutaryono maupun yang lainnya," tegasnya. 

BACA JUGA:Khasiat Daun Sirih: Keajaiban Alami dalam Sehelai Daun

Berdasarkan data dan informasi hasil penelusuran di lapangan, pohon - pohon besar yang tumbuh alami yang menjadi penahan, di lokasi hutan tersebut telah dimatikan secara perlahan dengan cara di sunat atau di kupas kulitnya, sehingga pohon yang ada saat ini mayoritas dalam kondisi mengering alias mati.

Keadaan itu tentunya sangat disayangkan mengingat Pemkab Lambar dalam menjaga kelestarian hutan dengan memberikan komitmen tentang konservasi, dan pemerintah pusat melalui Kemenhut dan di tingkat provinsi melakukan berbagai program dalam menjaga fungsi hutan.

Karena dampak kerusakan hutan, bukan saja berpengaruh terhadap iklim bumi melainkan  menimbulkan banyak bencana. 

Dari keterangan pengelola HKm Sutaryono alias  Ateng,  tindakan pembukaan hutan yang dilakukannya tersebut, sesuai prosedur bahkan sudah melalui izin dari Ketua Hamparan Karya Usaha Sutiono. 

BACA JUGA:Korban Rudapaksa Sudah Kembali Sekolah, DP3AKB Pesisir Barat Lakukan Pendampingan

"Sesuai dengan arahan ketua kelompok, pohon boleh dimatikan tapi jangan di tebang dan di bakar. Dan kami diwajibkan menanam pohon pengganti. Hanya saja untuk pohon pengganti beberapa kali kami tanam tapi mati," kilahnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: