Petugas Jelaskan Hasil Pengecekan Pembunuhan Kayu di HKm Giham

Petugas Jelaskan Hasil Pengecekan Pembunuhan Kayu di HKm Giham

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Menindaklanjuti pertanyaan pengrusakan Hutan Kemasyarakatan (HKm) Register 44-B Waytenong Kenali, di Pekon Giham Sukamaju, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat yang dilakukan secara masif.

Petugas Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Lampung Barat yang dipimpin Rizal Tias, S.P., langsung merespon dengan melakukan pengecekan ke titik koordinat, untuk memastikan kondisi dan keadaan lokasi.

Disampaikan Rizal jika pengrusakan kayu dengan cara dikupas kulitnya, sudah berlangsung lama lebih kurang Lima tahun lalu, keterangan itu sangat memungkinkan jika dilihat dari kondisi kayu-kayu besar yang saat ini sudah mati.

Hanya saja dia menyebutkan tidak adanya kayu pengganti, sebagaimana ketentuan dalam pemanfaatan HKm, karena lahan itu merupakan tanah yang kurang subur alias tandus sehingga sulit tanaman jenis pohon, bahkan batang kopi terlihat kurus dan menguning. 

BACA JUGA:Tim Satlak BPBD Pesisir Barat Bersihkan Pohon Tumbang di Jalinbar

Dan itu dibuktikan dengan upaya penanaman pohon pengganti, merupakan jenis Multi Purpose Tree Species (MPTS) antara lain, alpukat, nangka, sirsak, jambu air, mangga, rambutan dan bibit tanaman kayu keras seperti glodok pecut, beringin dan trembesi oleh pengelola HKm selalu gagal.

Lanjut Rizal lahan HKm yang kayunya dirusak dengan cara dikupas kulitnya, dari patok batas Hutan Kawasan dengan Hutan Marga yang sekarang sudah jadi areal perkebunan kopi sekitar delapan puluh sampai seratus meter.

Karena itu pihaknya memastikan upaya lanjutan yang akan dilakukan KPH bersama Polisi Kehutanan (Polhut) melakukan sosialisasi kepada pengelola HKm terkait ketentuan dalam pemanfaatan HKm. Dan untuk saat ini khususnya lokasi yang sempat di garap tersebut untuk tidak dikelola faktor tanah tandus? 

Dirinya juga mengulas izin pengelolaan HKM Kelompok Karya Usaha dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan Tahun 2015 dengan luas hamparan kurang lebih 200 hektar. 

BACA JUGA:Husain Sebut Indisipliner Pegawai Puskesmas Air Hitam Nodai Tujuan Awal Pemekaran Kecamatan

Terpisah anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana) Lambar Jefri Ardiansah cukup terkejut ditemukannya tanah kurang subur di Kecamatan Sekincau khususnya. 

Pasalnya selama ini Kabupaten Lampung Barat yang dikenal dengan kekayaan alam dengan tanah yang subur. 

Bahkan di Kecamatan Sekincau sangking suburnya bukan cuma wilayah penghasil kopi tapi juga menjadi salah satu sentra tanaman sayuran (Hortikultura). 

"Wahh cukup aneh jika sampai tidak bisa ditanami pohon di tanah Lampung Barat ini. Terus pohon-pohon yang dibunuh kenapa bisa tumbuh nauzubillah," ungkapnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: