Gubernur Mirza Tekankan Integritas ASN Lampung sebagai Pondasi Peradaban Bersih
Pelatihan integritas 2025 menegaskan komitmen Lampung membangun ASN berkarakter dan bebas korupsi-Foto Dok-
BACA JUGA:Gelar PIP-WK di Panjang Agus Widodo, Dorong Kemandirian Ekonomi Keluarga
Gubernur juga menyinggung tantangan pembangunan SDM Lampung. Meski pendidikan telah digratiskan, ia menyebut bahwa kualitas layanan pendidikan tak akan meningkat bila integritas para pendidik dan pejabatnya lemah.
Dari 17 ribu guru yang bertugas di Lampung, setiap tahun lahir ratusan ribu siswa yang membutuhkan teladan. Bila integritas dijaga di tiap lini, kualitas SDM diprediksi meningkat tanpa perlu menunggu program besar yang rumit.
Sisi ekonomi turut mendapat sorotan. Gubernur mengungkapkan bahwa beberapa potensi energi, mulai dari cadangan minyak hingga geothermal, sempat tidak tergarap selama bertahun-tahun akibat masalah integritas di pemerintahan sebelumnya.
Padahal, potensi tersebut bisa memberi Lampung pendapatan besar dari bagi hasil energi. Namun pembenahan tata kelola dalam beberapa tahun terakhir membawa perubahan nyata.
BACA JUGA:ART di Bandar Lampung mencuri motor dan uang majikan, polisi ungkap motif ekonomi
Ia menyebut, hanya dalam tahun berjalan, Lampung berhasil menarik Rp12 triliun investasi dengan serapan tenaga kerja mencapai 24 ribu orang, sebuah capaian yang menurutnya lahir dari pulihnya kepercayaan investor.
Dari sisi KPK, Galih menegaskan strategi tiga pilar: penindakan, pencegahan, dan pendidikan. Ketiganya menjadi satu kesatuan yang tak bisa dilepas dari pembangunan pemerintahan modern.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Gubernur karena hadir tepat waktu—hal sepele yang sering diabaikan, namun sebenarnya menjadi contoh disiplin yang perlu ditiru ASN lainnya.
Dengan pengalamannya menangani kasus korupsi di Lampung selama 17 tahun, Galih menilai bahwa kondisi tata kelola Lampung kini mulai bergerak ke arah yang lebih baik.
BACA JUGA:Pemprov Lampung Buka Donasi untuk Korban Banjir Sumatera dan Kirim Relawan
Menutup pelatihan, Galih mengingatkan peserta untuk tidak membiarkan materi hanya sekadar lewat. Ia menegaskan bahwa perubahan kultur birokrasi dimulai dari keberanian ASN menerapkan integritas dalam hal-hal kecil.
Sebuah pantun yang ia bacakan membuat suasana akhir pelatihan lebih ringan, namun pesan yang dibawa tetap tegas: integritas adalah harga mati bagi aparatur negara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





